DokterSehat.Com – Fobia adalah jenis kecemasan yang membuat seseorang menghindari sesuatu yang mereka takuti, bisa berupa situasi, objek tertentu, atau mahluk tertentu. Pada kondisi fobia yang parah, penderita akan langsung menghindar dari hal-hal yang membuatnya ketakutan.
Apa Itu Fobia?
Sebelum membahas mengenai penyakit fobia, perlu Anda ketahui bahwa pengertian fobia pada dasarnya adalah suatu penyakit yang termasuk dalam gangguan kecemasan. Seseorang yang memiliki fobia adalah seseorang yang sebenarnya memahami bahwa ia memiliki rasa takut yang berlebihan dan sering kali tidak beralasan.
Upaya untuk melawan rasa takut tersebut hanya akan membawa lebih banyak kecemasan. Fobia adalah penyakit yang sering dimulai pada masa anak-anak. Ketakutan yang dialaminya terkadang tidak rasional dan melumpuhkan kemampuan seseorang. Ketakutan ini juga menghasilkan keinginan yang kuat untuk menghindari objek atau situasi yang ditakuti.
Fobia spesifik atau sederhana adalah yang paling sering terjadi. Pengertian fobia di sini melibatkan hal-hal sepele seperti sekolah, dokter gigi, anjing, ular, ketinggian, terowongan atau terbang. Ketakutan biasanya bukan dari objek itu sendiri tetapi dari beberapa kejadian traumatik yang pernah dialaminya.
Sementara itu, fobia kompleks termasuk fobia sosial dan agoraphobia, bukan hanya takut ruang terbuka, tetapi menjadi cemas tentang kesulitan melarikan diri dari tempat atau situasi tertentu.
Pada fobia sosial, pusat ketakutan seseorang adalah dihina di depan umum. Orang dengan jenis fobia ini bahkan bisa menolak makan di rumah makan umum. Mereka menghindari berbicara di depan umum, pesta, dan toilet umum. Situasi dan tempat-tempat tersebut membuat mereka takut, muka memerah, jantung berdebar, berkeringat, gemetar, gagap atau pingsan.
Penyebab Fobia
Pada dasarnya, penyebab fobia belum dapat dijelaskan dengan pasti. Fobia adalah penyakit yang sering kali tidak bisa dijelaskan secara rasional dan tidak sesuai dengan realita. Misalnya, seseorang yang fobia terhadap lingkungan sosial, hal itu akan membuatnya tidak berani ada ditempat yang ramai.
Padahal, tidak semua situasi yang ramai adalah berbahaya dan tidak semua orang memberikan penilaian negatif pada dirinya. Namun, seorang penderita fobia sosial akan beranggapan bahwa berada di keramaian adalah sesuatu yang berbahaya dan menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Terlepas dari jenis fobia di atas, terdapat beberapa faktor yang diduga kuat dapat memicu penyakit fobia, di antaranya:
1. Fobia spesifik
Penyakit fobia ini biasanya berkembang sebelum usia 4 hingga 8 tahun. Dalam beberapa kasus, fobia ini mungkin berasal dari pengalaman awal yang traumatis. Salah satu contohnya adalah klaustrofobia yang berkembang seiring waktu setelah seorang anak yang lebih muda memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan di ruang terbatas.
Fobia yang dimulai selama masa anak-anak juga dapat disebabkan dari salah anggota keluarga yang mengalami fobia. Seorang anak yang ibunya memiliki arachnofobia (ketakutan pada laba-laba), misalnya, jauh lebih mungkin mengembangkan fobia yang sama.
Seorang anak secara tidak langsung dapat ‘mempelajari’ apa yang terjadi dari setiap anggota keluarganya yang menghindar, berteriak atau menjauh, karena laba-laba menjadi sesuatu yang membahayakan dirinya.
2. Fobia yang kompleks
Lebih banyak penelitian diperlukan untuk memastikan dengan pasti mengapa seseorang mengembangkan agoraphobia atau kecemasan sosial. Para peneliti saat ini percaya fobia yang kompleks disebabkan oleh kombinasi pengalaman hidup, kimia otak, dan genetika.
Selain ketakutan akan objek tertentu, seseorang yang mengalami fobia kompleks aktivitas hariannya juga bisa terganggu. Contoh fobia kompleks adalah fobia sosial dan agorafobia. Seseorang dengan agorafobia memiliki kombinasi beberapa jenis fobia yang saling berkaitan seperti tinggal sendirian di rumah atau berada di tempat sempit dan tertutup.
Pada akhirnya, kedua fobia ini memiliki efek yang bisa merugikan kesehatan mental dan kehidupan sehari-hari Anda.
3. Perubahan fungsi otak
Beberapa fobia spesifik ternyata dapat disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada fungsi otak.
Kerja Otak Selama Fobia
Beberapa area di otak menyimpan dan mengingat hal-hal yang pernah membahayakan Anda. Saat seseorang menghadapi peristiwa serupa di kemudian hari, area otak tersebut mengambil memori yang penuh stres, kadang-kadang lebih dari satu kali. Ini menyebabkan tubuh mengalami reaksi yang sama.
Dalam fobia, area otak yang menangani rasa takut dan stres terus mengambil peristiwa yang menakutkan secara tidak tepat. Para peneliti telah menemukan bahwa fobia sering dikaitkan dengan amygdala, yang terletak di belakang kelenjar pituitari di otak. Amygdala dapat memicu pelepasan hormon ‘fight or flight’. Kondisi ini menempatkan tubuh dan pikiran dalam keadaan yang sangat waspada dan stres.
0 comments:
Post a Comment