DokterSehat.Com – Salah satu cara paling mudah untuk mencegah dan mengendalikan kehamilan adalah menggunakan kondom. Cairan ejakulasi pria bisa ditampung dengan baik, sehingga tidak masuk ke dalam vagina. Sayangnya, terkadang kondom bocor. Pernah mendengar istilah douching?
Beberapa pasangan yang mengalami pecah kondom saat berhubungan badan biasanya langsung membersihkan vagina dengan cepat. Ada yang menyemprotkan cairan tertentu hingga melakukan douching untuk membersihkan semua cairan dari vagina dengan sempurna.
Nah, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah douching efektif untuk mencegah kehamilan seorang wanita?
Pergerakan sperma ke serviks dan rahim
Saat pria mengalami ejakulasi, penis akan menembakkan sperma ke dalam vagina dengan kuat. Saat kondom pecah mungkin cairan tidak akan tersebut dengan kuat ke arah serviks. Namun, air mani yang terlanjur leleh ke dalam bisa menyebabkan sperma bergerak ke serviks dan akhirnya ke rahim dan tuba falopi.
Kalau sperma sudah masuk, kita tidak akan tahu apakah sudah sampai ke serviks atau belum. Bisa jadi setelah dibersihkan, sperma sudah terlanjur masuk ke dalam serviks. Anda tidak mungkin membersihkan sperma hingga ke serviks atau bagian dari vagina yang lebih dalam lainnya.
Douching justru berbahaya untuk vagina
Douching adalah memasukkan cairan atau semi padat ke dalam vagina. Cairan ini biasanya menggunakan herbal tertentu. Setelah melakukan douching, vagina memang terasa lebih kesat dan bersih. Namun, tidak secara langsung mencegah seorang wanita hamil setelah tragedi pecahnya kondom atau ingin coitus interruptus tapi terlambat.
Douching yang dilakukan untuk mencegah kehamilan ini justru membuat area dari vagina mengalami gangguan. Keasaman dari vagina akan berubah dan membuat flora normal yang ada di dalamnya mati. Kalau sampai bakteri baik ini mati, perlindungan pada vagina tidak akan ada lagi sehingga infeksi bisa terjadi.
Membersihkan vagina yang benar harus dilakukan dengan menggunakan air bersih saja. Menggunakan herba tertentu hingga cairan kimia justru berbahaya untuk tubuh. Oleh karena itu sebisa mungkin untuk menghindari douching atau mencipratkan cairan tertentu ke vagina.
Menggunakan alat kontrasepsi darurat
Daripada menggunakan douching alangkah lebih baiknya kalau Anda menggunakan kontrasepsi darurat. Kontrasepsi jenis ini ada yang berbentuk pil dan ada yang mirip dengan IUD. Waktu pakainya maksimal sekitar 3-5 hari setelah sperma tumpah ke vagina. Lebih dari waktu itu kontrasepsi tidak akan efektif lagi.
Coba lakukan konsultasi dengan dokter mengenai masalah ini dan minta rekomendasi alat kontrasepsi darurat. Biasanya dokter akan memberikan rekomendasi sehingga pencegahan kehamilan bisa dilakukan tanpa mendapatkan efek samping yang merugikan tubuh.
Menyimpan kondom dengan baik
Kalau Anda ingin aman saat berhubungan badan dan tidak mendapatkan risiko kondom pecah saat digunakan, perhatikan cara menyimpan kondom di bawah ini.
- Usahakan menyimpannya di lemari yang suhunya tidak panas. Kalau berada di lingkungan yang panas, kemungkinan kondom menjadi aus akan tinggi.
- Jangan menyimpan kondom di dalam dompet. Terkadang kondom yang berada di dalam dompet kerap tertekuk dan akhirnya rusak sebelum digunakan.
- Selalu perhatikan tanggal kedaluwarsanya dengan baik. Meski tidak digunakan kondom kedaluwarsa sudah tidak layak pakai lagi.
- Jangan gunakan kondom yang terinjak, terjepit, atau mungkin terlihat tidak sempurna. Kemungkinan bocor akan tinggi.
Demikianlah sekilas ulasan tentang douching dan pencegahan kehamilan yang ternyata salah. Nah, dari ulasan di atas, apa yang menurut Anda harus dilakukan pasangan agar kecelakaan akibat kondom bocor tidak terjadi?
0 comments:
Post a Comment