DokterSehat.Com – Usia anak-anak adalah periode di mana seseorang tengah tumbuh dan berkembang. Pada periode ini, seorang anak tentulah harus memiliki asupan nutrisi dan vitamin yang mencukupi agar proses tumbuh kembangnya tersebut berjalan dengan optimal. Akan tetapi, ada kondisi di mana seorang anak mengalami malnutrisi. Lantas, apa itu malnutrisi? Apa penyebab malnutrisi? Bagaimana mengatasi malnutrisi?
Apa Itu Malnutrisi?
Malnutrisi adalah istilah dalam dunia medis yang dipakai untuk menggambarkan kondisi di mana tubuh seseorang mengalami ketidakseimbangan nutrisi, bisa kekurangan atau kelebihan nutrisi. Malnutrisi adalah gangguan kesehatan yang umumnya terjadi pada anak-anak, meskipun tak menutup kemungkinan kondisi ini bisa menimpa semua kelompok usia.
Bagaimanapun juga, malnutrisi adalah kondisi yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pasalnya, hal ini akan menghambat tumbuh kembang anak, sekalipun ia mengalami kelebihan nutrisi atau gizi. Oleh sebab itu, para orang tua diharapkan waspada terhadap kondisi malnutrisi ini.
Penyebab Malnutrisi
Tidak seimbangnya antara asupan nutrisi dan angka kecukupan gizi harian menjadi penyebab malnutrisi secara garis besar. Akan tetapi, malnutrisi juga mungkin saja disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini:
1. Asupan ASI Kurang
Air susu ibu (ASI) adalah salah satu sumber nutrisi terbaik bagi anak. ASI mengandung banyak nutrisi dan vitamin yang berfungsi untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak pada periode awal pasca dilahirkan.
Oleh sebab itu, kurangnya asupan ASI hampir dipastikan dapat menyebabkan seorang anak mengalami malnutrisi. Jadi, pastikan asupan ASI untuk si kecil terpenuhi, ya.
2. Pola Makan
Penyebab malnutrisi yang paling umum selanjutnya adalah pola makan yang buruk. Seseorang yang konsumsi makanannya tidak sesuai dengan angka kecukupan gizi hariannya, entah itu kekurangan atau kelebihan, sangat berpotensi untuk mengalami malnutrisi di kemudian hari.
Adanya pola makan yang buruk ini sendiri dipicu oleh sejumlah faktor, seperti:
- Tidak mencukupinya bahan makanan yang tersedia
- Nafsu makan berlebih
- Mengalami dysphagia, yakni sulit menelan makanan
- Menderita penyakit tertentu
3. Nutrisi yang Masuk dan Keluar Tidak Seimbang
Tidak seimbangnya antara nutrisi yang masuk dan keluar juga menjadi penyebab malnutrisi yang umum dialami. Sebagai contoh, anak banyak makan namun tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai. Pun sebaliknya, anak kurang makan namun aktivitas fisik yang dilakukan terlalu banyak.
Pada contoh kasus yang pertama, anak akan mengalami kelebihan nutrisi yang berdampak pada kondisi obesitas. Sedangkan pada contoh kasus kedua, malnutrisi yang dialami yakni kekurangan gizi.
4. Gangguan Mental
Anak-anak yang memiliki gangguan mental dimungkinkan untuk mengalami kondisi malnutrisi, terutama kekurangan gizi (undernutrition). Kondisi ini tentunya perlu ditangani secara medis oleh dokter yang bersangkutan guna menemukan formula yang tepat agar anak tetap dapat tercukupi kebutuhan gizinya.
5. Gangguan Sistem Pencernaan
Kendati seseorang memiliki pola makan yang baik, akan tetapi jika ia memiliki masalah pada sistem pencernaannya, maka hal tersebut tidak bisa membantunya untuk menghindari dari malnutrisi. Pasalnya, makanan yang masuk tidak dapat dicerna dengan baik oleh tubuh sehingga menghambat penyerapan nutrisi dan vitamin yang terdapat dalam makanan tersebut.
Penyebab malnutrisi yang satu ini umumnya dialami oleh mereka yang menderita penyakit-penyakit seperti Chron’s disease, Ulcerative colitis, Celiac, hingga diare.
6. Konsumsi Alkohol
Pengonsumsi minuman beralkohol juga rentan mengalami malnutrisi akibat kebiasaan buruknya tersebut. Pasalnya, mengonsumsi alkohol dapat memicu terjadinya penyakit seperti rusaknya pankreas (gastritis). Nah, gastritis inilah yang lantas menyebabkan tubuh mengalami kesulitan dalam mencerna makanan dan menyerap nutrisi serta vitamin yang ada di dalamnya.
Malnutrisi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko berikut ini:
- Ekonomi rendah
- Lingkungan yang tidak higienis
- Kelainan makan (anorexia nervosa, bulimia)
- Nafsu makan berlebih
- Sedang dalam masa pemulihan pasca sakit
Jenis-Jenis Malnutrisi
Secara umum, malnutrisi terbagi ke dalam 2 (dua) jenis, yakni kurang gizi (undernutrition) dan kelebihan gizi (overnutrition). Berikut ini adalah jenis-jenis malnutrisi yang perlu Anda pahami.
1. Kekurangan Gizi (Undernutrition)
Seseorang dianggap mengidap kekurangan gizi (undernutrition) apabila ia memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Kadar vitamin dan mineral di dalam tubuh kurang dari ideal
- Berat badan berada di angka < -2 hingga 3 SD, atau persentil <5 (penghitungan menggunakan skala BB/U atau IMT/U), disebut sebagai underweight
- Berat badan sangat kurang karena berada di angka -3 hingga < -2 SD (penghitungan menggunakan skala BB/TB), disebut sebagai wasting
- Tinggi badan berada di angka < -2 SD (penghitungan menggunakan skala TB/U), disebut sebagai stunting
2. Kelebihan Gizi (Overweight)
Sementara itu, kelebihan gizi (overweight) adalah kondisi di mana seseorang mengalami kelebihan gizi akibat asupan nutrisi dan vitamin yang melebihi angka kecukupan gizi harian. Atau, asupan nutrisi ke dalam tubuh tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai sehingga nutrisi menumpuk dan justru menjadi lemak.
Itu sebabnya, malnutrisi berupa overweight ditandai dengan kondisi tubuh yang sangat gemuk atau biasa kita kenal sebagai obesitas.
Ciri-Ciri Malnutrisi
Ciri ciri malnutrisi dilihat dari jenis malnutrisi yang dialami. Berikut ini adalah ciri dan gejala malnutrisi yang perlu Anda ketahui dan waspadai.
1. Ciri-Ciri Malnutrisi Undernutrition
Ciri-ciri malnutrisi undernutrition meliputi:
- Berat badan kurang dari ideal
- Terjadi penurunan berat badan secara tiba-tiba dan drastis
- Mata dan pipi terlihat cekung
- Rambut rontok
- Pembengkakan perut
- Pembesaran kelenjar tiroid
- Penurunan massa otot
- Penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh
- Degradasi jaringan lemak
- Gangguan fungsi otak
- Kulit mengalami penipisan, kering, tidak elastis, dan pucat
- Tubuh mudah lelah
- Luka atau penyakit sulit sembuh
- Mudah terinfeksi
- Nafsu makan berkurang
- Depresi
- Sulit berkonsentrasi
- Perubahan perilaku
- Rentan terkenan hipotermia
- Rentan mengalami komplikasi pasca operasi
Mengenali malnutrisi undernutrition juga dapat dilihat dari kondisi perut yang membuncit, atau disebut sebagai Kwashiorkor. Penyebab kwashiorkor ini adalah adanya penumpukan cairan di dalam perut.
Selain itu, tubuh anak yang mengalami kekurangan gizi juga sangat kurus, jauh sekali dari kata ideal. Kondisi ini lantas dikenal dengan istilah Marasmus.
2. Ciri-Ciri Malnutrisi Overnutrition
Ciri-ciri malnutrisi overnutrition meliputi:
- Berat badan melebihi angka ideal
- Tubuh kegemukan (obesitas)
- Terjadi peningkatan berat badan yang signifikan
- Nyeri otot dan sendi
- Gangguan pernapasan
- Tubuh mudah lelah
Apabila Anda atau anak Anda mengalami beberapa ciri-ciri di atas, alangkah baiknya untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis gizi guna mendapat penanganan medis lebih lanjut sebelum kondisi bertambah buruk.
Diagnosis Malnutrisi
Guna memastikan apa penyebab malnutrisi yang dialami oleh pasien, dokter perlu untuk melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan.
1. Anamnesis
Pertama-tama, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan keluhan yang dialami oleh pasien.
- Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
- Apa saja yang dirasakan?
- Bagaimana kondisi lingkungan tempat tinggal?
- Bagaimana pola makan selama ini?
- Apakah ada riwayat penyakit tertentu?
2. Pemeriksaan Fisik
Setelah itu, dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien dengan merujuk pada ciri-ciri fisik dari penderita malnutrisi, seperti perut buncit (kwashiorkor), tubuh kurus (marasmus), mata dan pipi yang terlijat cekung, serta sejumlah ciri khas malnutrisi lainnya.
Dari pemeriksaan fisik ini, dokter biasanya sudah bisa mendiagnosis pasien menderita malnutrisi. Namun, pemeriksaan penunjang masih perlu dilakukan guna mengetahui apa yang mendasari terjadinya malnutrisi tersebut.
3. Pemeriksaan Penunjang
Agar memastikan apa penyebab malnutrisi yang dialami pasien, dokter akan melakukan sejumlah prosedur pemeriksaan penunjang, seperti:
- Periksa darah total (complete blood count)
- Hematologi
- Tes protein
Pengobatan Malnutrisi
Setelah didiagnosis menderita malnutrisi, maka langkah selanjutnya adalah menentukan langkah penanganan sesuai dengan jenis malnutrisi yang dialami.
1. Penanganan Kekurangan Gizi
Bagi penderita kekurangan gizi (undernutrition), prosedur penanganannya terdiri dari:
- Perencanaan Perawatan
Prosedur ini dilakukan untuk menentukan perawatan seperti apa yang baiknya dilakukan agar malnutrisi bisa ditangani sebaik mungkin. Oleh sebab itu, diagnosis penyebab malnutrisi penting untuk ditegakkan karena hal ini nantinya menentukan langkah pengobatan terbaik untuk mengobati kondisi ini.
- Pengendalian Pola Makan
Setelah itu, dokter akan merumuskan pola makan yang tepat untuk penderita malnutrisi jenis ini. Dokter juga mungkin akank meresepkan suplemen tambahan untuk menunjang gizi yang yang didapat dari makanan.
Suplemen tambahan tersebut umumnya berupa:
- Parenteral feeding
- Tube feeding
Kontrol Berkala
Penderita malnutrisi juga disarankan untuk menjalani kontrol secara berkala. Hal ini penting untuk selalu mengetahui kondisi tubuh pasca dilakukannya langkah pengobatan, pun menyesuaikan apabila terjadi perubahan pola dan kadar nutrisi yang dibutuhkan.
2. Penanganan Kelebihan Gizi
Sementara itu, cara mengatasi kelebihan gizi (overnutrition) adalah dengan sebisa mungkin membatasi konsumsi makanan, misalnya dengan menetapkan jadwal makan setiap harinya. Pun, usahakan untuk melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga sebagainya agar asupan nutrisi dan energi yang dikeluarkan seimbang.
Pencegahan Malnutrisi
Guna mencegah terjadinya malnutrisi, terutama pada anak Anda, berikut adalah cara mencegah malnutrisi yang bisa dilakukan:
- Pastikan makan dalam porsi yang ideal, tidak kurang tidak lebih
- Pastikan makanan yang dikonsumsi kaya akan kandungan nutrisi dan vitamin
- Konsumsi camilan sehat di sela-sela waktu senggang
- Jaga kebersihan lingkungan
- Olahraga teratur
0 comments:
Post a Comment