Home » » Glaukoma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan

Glaukoma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan

Posted by Droid Tech Media on Friday, July 5, 2019

penyakit-glaukoma-doktersehat

DokterSehat.Com– Gangguan penglihatan mata tidak hanya dampak dari terlalu lama menatap monitor komputer atau smarthphone, ternyata penyakit glaukoma juga menjadi penyebabnya dan bahkan berisiko kebutaan. Penyakit glaukoma relatif umum, terutama pada orang dewasa yang lebih tua dan dapat menyebabkan kerusakan saraf optik jika tidak ditangani. Selengkapnya simak apa itu glaukoma hingga pengobatannya di bawah ini.

Apa Itu Glaukoma?

Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan cairan pada mata. Jika glaukoma tidak segera ditangani, pasien bisa kehilangan penglihatan dan bahkan menjadi buta.

Glaukoma adalah kondisi yang menyebabkan kerusakan saraf optik mata dan semakin buruk dari waktu ke waktu. Glaukoma cenderung diwariskan dan mungkin tidak muncul sampai di usia tertentu.

Peningkatan tekanan bola mata, yang disebut tekanan intraokular, dapat merusak saraf optik, yang mentransmisikan gambar ke otak. Jika terjadi kerusakan saraf optik karena peninggian tekanan bola mata yang terus menerus, glaukoma akan menyebabkan kehilangan penglihatan permanen dalam beberapa tahun perjalanan penyakit tersebut, jika tidak segera ditangani.

Penyebab Glaukoma

Glaukoma biasanya terjadi ketika tekanan bola mata meningkat. Hal ini dapat terjadi ketika peredaran cairan mata tidak selancar biasanya di dalam mata. Tekanan di dalam mata meningkat ketika sistem drainase cairan mata gagal berfungsi dengan baik. Glaukoma dapat berkembang secara lambat (glaukoma kronis) atau tiba-tiba (glaukoma akut):

1. Glaukoma kronis

Penyebab glaukoma karena penyumbatan saluran drainase mata terjadi secara bertahap. Ini adalah bentuk paling umum dan tidak menyakitkan

2. Glaukoma akut

Penyumbatan di saluran drainase mata terjadi secara tiba-tiba. Ini menyakitkan dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen jika tidak segera diobati.

Ada berbagai jenis glaukoma, dengan berbagai karakteristik dan penyebab glaukoma. Beberapa di antaranya adalah:

3. Glaukoma sudut terbuka

Juga disebut wide-angle glaucoma, ini adalah jenis yang paling sering dari penyakit glaukoma. Struktur mata tampak normal, tetapi cairan dalam mata tidak mengalir dengan baik melalui saluran mata (saluran trabecular meshwork).

Pada glaukoma sudut terbuka, biasanya perkembangan penyakit perlahan-lahan, diawali dengan tidak bisa melihat di area lapangan pandang kiri atau kanan atau atas atau bawah, lalu akan kehilangan penglihatan yang terasa seperti melihat dari terowongan (tunnel vision).

4. Glaukoma sudut tertutup

Juga disebut glaukoma sudut sempit. Drainase yang buruk disebabkan karena sudut antara iris dan kornea terlalu sempit dan secara fisik terhalang oleh iris. Kondisi ini menyebabkan penumpukan tiba-tiba tekanan di mata.

Gejala glaukoma muncul mendadak dan lebih parah dari glaukoma kronis. Pada glaukoma akut, mata tampak merah, pasien juga mengeluh pusing, diikuti mual dan muntah.

5. Glaukoma sudut terbuka primer

Penyumbatan parsial dalam sistem drainase mata menyebabkan cairan mengalir keluar dari mata terlalu lambat, menghasilkan peningkatan tekanan bertahap di dalam mata.

6. Glaukoma bawaan

Anak-anak yang lahir menderita glaukoma bawaan memiliki cacat pada sudut mata mereka, yang memperlambat atau mencegah aliran cairan normal. Glaukoma kongenital biasanya timbul dengan gejala glaukoma, seperti mata keruh, sobekan yang berlebihan, atau kepekaan terhadap cahaya. Glaukoma bawaan dapat terjadi dalam keluarga.

7. Glaukoma sekunder

Penyakit glaukoma sekunder biasanya efek samping dari cedera atau kondisi mata lainnya, seperti katarak atau tumor mata. Obat-obatan, seperti kortikosteroid, juga dapat menyebabkan jenis glaukoma ini. Operasi mata jarang dapat menyebabkan glaukoma sekunder.

8. Glaukoma normal

Dalam beberapa kasus, orang-orang tanpa tekanan mata yang meningkat mengalami kerusakan pada saraf optiknya. Penyebabnya tidak diketahui. Namun, sensitivitas ekstrem atau kurangnya aliran darah ke saraf optik mungkin menjadi faktor dalam jenis glaukoma ini.

Siapa yang Berisiko Mengalami Glaukoma?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti dilansir Healthline, glaukoma adalah penyebab utama kedua kebutaan di seluruh dunia. Faktor risiko penyakit glaukoma di antaranya:

1. Usia

Orang yang berusia di atas 60 tahun berisiko lebih tinggi mengalami glaukoma, dan risiko glaukoma sedikit meningkat seiring bertambahnya usia. Jika Anda keturunan orang Afrika-Amerika, peningkatan risiko dimulai pada usia 40 tahun.

2. Etnis

Orang Afrika-Amerika atau orang-orang keturunan Afrika secara signifikan lebih mungkin mengalami glaukoma daripada Kaukasia. Orang-orang keturunan Asia berisiko lebih tinggi terkena glaukoma sudut tertutup, dan orang-orang keturunan Jepang memiliki risiko lebih tinggi terkena glaukoma tegangan rendah.

3. Masalah pada mata

Peradangan mata kronis dan kornea tipis dapat menyebabkan peningkatan tekanan di mata. Cedera fisik atau trauma pada mata, seperti terkena di mata juga dapat menyebabkan tekanan mata meningkat.

4. Keturunan keluarga

Beberapa jenis glaukoma dapat diwariskan dalam keluarga. Jika orang tua atau kakek dan nenek menderita glaukoma sudut terbuka, kemungkinan keturunananya berisiko lebih tinggi terkena kondisi ini.

5. Riwayat kesehatan

Penderita diabetes, orang-orang dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung memiliki peningkatan risiko terkena glaukoma.

6. Penggunaan obat tertentu

Menggunakan kortikosteroid untuk waktu yang lama dapat meningkatkan risiko terkena glaukoma sekunder.

Gejala Glaukoma

Jika Anda memiliki salah satu dari gejala glaukoma berikut, cari perawatan medis segera:

  1. Melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu
  2. Kehilangan penglihatan
  3. Kemerahan pada mata
  4. Mata yang terlihat kabur, terutama pada bayi yang mengalami pembengkakan kornea
  5. Mual atau muntah
  6. Nyeri di mata
  7. Penyempitan pandangan, seperti melihat dari terowongan atau lubang kunci.

Diagnosis Glaukoma

Untuk mendiagnosis glaukoma, dokter mata akan memeriksa penglihatan mata dan memeriksa mata melalui pupil yang diperlebar dengan obat midriatikum. Pemeriksaan mata biasanya berfokus pada saraf optik, yang memiliki penampilan khusus untuk glaukoma, yaitu pelebaran rasio diskus optikus dari saraf optik. Bahkan, foto saraf optik juga dapat membantu menelusuri penyakit glaukoma dari waktu ke waktu.

Dokter juga akan melakukan prosedur yang disebut tonometri untuk memeriksa tekanan mata, dan tes bidang visual, jika perlu, untuk menentukan apakah ada kehilangan lapangan pandang.

Jika hasil pemeriksaan tonometri (mengukur tekanan mata) menunjukkan peningkatan tekanan bola mata, maka prosedur midriasis (pelebaran pupil) untuk melihat saraf optik tidak boleh dilakukan.

Cara Mengobati Glaukoma

Cara mengobati glaukoma dapat mencakup obat minum, tetes mata, operasi laser, atau operasi mikro.

1. Obat minum

Biasanya obat minum ini adalah obat untuk mengurangi cairan di dalam tubuh. Efek sampingnya adalah penderita glaukoma akan sering berkemih, dan kehilangan elektrolit tubuh. Untuk itu, biasanya konsumsi obat ini sering diiringi dengan konsumsi tablet yang mengandung elektrolit seperti tablet KCl.

2. Obat tetes mata untuk glaukoma

Ini baik mengurangi pembentukan humor aqueous (cairan berlendir). Efek samping dari obat tetes glaukoma mungkin termasuk alergi, kemerahan pada mata, penglihatan kabur, dan iritasi mata.

Beberapa obat glaukoma dapat memengaruhi jantung dan paru-paru. Pastikan pasien menceritakan tentang riwayat penyakit jantung maupun paru-paru

3. Operasi laser untuk glaukoma

Operasi laser untuk glaukoma dilakukan untuk meningkatkan arus keluar cairan dari mata pada glaukoma sudut terbuka atau untuk menghilangkan penyumbatan cairan pada glaukoma sudut tertutup.

Jenis operasi laser untuk glaukoma termasuk trabeculoplasty, di mana laser digunakan untuk membuka daerah drainase trabecular meshwork dan iridotomy, di mana lubang kecil dibuat di iris, yang memungkinkan cairan mengalir lebih bebas dan siklofotokoagulasi, di mana sinar laser diarahkan ke bidang lapisan tengah mata, untuk mengurangi produksi cairan.

4. Operasi mikro untuk glaukoma

Dalam sebuah operasi yang disebut trabeculectomy sebuah saluran baru dibuat untuk mengalirkan cairan, sehingga mengurangi tekanan intraokular yang menyebabkan glaukoma. Kadang-kadang bentuk operasi glaukoma ini gagal dan harus diulang.

Komplikasi lain dari prosedur mikro untuk glaukoma adalah kehilangan penglihatan sementara maupun permanen, serta perdarahan atau infeksi.

Pencegahan Glaukoma

Glaukoma tidak dapat dicegah, tetapi jika didiagnosis dan diobati secara dini, penyakit ini dapat dikendalikan.

1. Perawatan mata secara teratur

Kontrol mata secara rutin dapat membantu mendeteksi glaukoma pada tahap awal sebelum kerusakan permanen terjadi. Sebagai aturan umum, lakukan pemeriksaan mata menyeluruh setiap empat tahun mulai usia 40 dan setiap dua tahun dari usia 65.

Anda mungkin perlu lebih sering melakukan skrining jika Anda berisiko tinggi glaukoma. Minta pada dokter untuk merekomendasikan jadwal skrining yang tepat untuk Anda.

2. Cari tahu riwayat kesehatan mata keluarga Anda

Penyakit glaukoma cenderung terjadi karena diwariskan dari keluarga. Jika Anda berisiko tinggi, Anda mungkin perlu lebih sering melakukan skrining.

3. Berolahraga dengan aman

Olahraga ringan yang teratur dapat membantu mencegah glaukoma dengan mengurangi tekanan mata. Bicarakan dengan dokter tentang program olahraga yang tepat.

4. Gunakan obat tetes mata yang diresepkan secara teratur

Obat tetes mata glaukoma secara signifikan dapat mengurangi risiko bahwa tekanan mata yang tinggi akan berlanjut ke glaukoma. Agar efektif, tetes mata yang diresepkan oleh dokter perlu digunakan secara teratur bahkan jika Anda tidak memiliki gejala glaukoma.

5. Pakai pelindung mata

Cedera mata yang serius dapat menyebabkan glaukoma. Kenakan pelindung mata saat berada di luar ruang, saat menggunakan alat listrik atau saat berolahraga.


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

.comment-content a {display: none;}