Home » » Eritrosit (Sel Darah Merah): Fungsi, Nilai Normal, Nilai Tidak Normal

Eritrosit (Sel Darah Merah): Fungsi, Nilai Normal, Nilai Tidak Normal

Posted by Droid Tech Media on Thursday, May 16, 2019

eritrosit-adalah-doktersehat

DokterSehat.Com – Sel darah merah atau eritrosit adalah salah satu jenis sel darah dari tiga jenis sel darah yang ada di dalam tubuh. Sel darah yang satu ini memiliki fungsi utama yang sangat penting yaitu transportasi oksigen. Nilai normal eritrosit dan nilai tidak normalnya dapat mengindikasikan kelainan darah tertentu.

Apa Itu Eritrosit?

Darah terdiri dari tiga jenis sel yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Eritrosit adalah sel darah merah, yang merupakan sel darah dengan jumlah volume terbanyak. Volume eritrosit adalah sekitar 40-45% dari keseluruhan volume darah.

Eritrosit mengandung hemoglobin, yang merupakan protein yang bertugas untuk mengikat oksigen sehingga sel darah merah dapat membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Oksigen dibutuhkan oleh jaringan dan organ agar dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.

Eritrosit dan sel darah lainnya diproduksi di sumsum tulang belakang, kemudian dilepaskan ke aliran darah saat matang. Umur eritrosit adalah rata-rata 120 hari. Setelah itu sel darah dapat mati dan harus digantikan oleh sel darah baru yang dihasilkan oleh sumsum tulang belakang.

Fungsi Eritrosit

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa eritrosit merupakan sel paling banyak di dalam tubuh. Fungsi eritrosit sebagai pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan dan organ. Di dalam eritrosit terdapat suatu senyawa protein yakni haemoglobin (Hb), senyawa ini dapat mengikat zat besi sehingga dapat memberi warna merah pada darah.

Nilai Normal Eritrosit

Tes eritrosit dapat dilakukan untuk mengetahui kadar eritrosit. Tes dilakukan untuk mengevaluasi jumlah sel darah merah untuk membantu diagnosis dan memantau kondisi yang berpengaruh pada sel darah merah.

Tes eritrosit merupakan salah satu bagian dari serangkaian tes darah lengkap atau complete blood count (CBC). Sampel darah yang diambil untuk tes eritrosit diambil dari vena di lengan atau ujung jari.

Hal ini berlaku untuk anak-anak maupun orang dewasa. Sedangkan untuk bayi yang baru lahir, sampel darah diambil dari bagian tumit.

Red Blood Cell Count (RBC) atau nilai eritrosit normal dapat berbeda pada setiap orang dipengaruhi dengan usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatannya. Berikut adalah nilai eritrosit normal:

  • Anak-anak: 4,0-5,5 juta/mikroliter
  • Pria dewasa: 4,5-5,9 juta/mikroliter
  • Wanita dewasa: 4,1-5,1 juta/mikroliter
  • Wanita hamil trimester 1: 3.42 – 4.55 juta/mikroliter
  • Wanita hamil trimester 2: 2.81 – 4.49 juta/mikroliter
  • Wanita hamil trimester 3: 2.72 – 4.43 juta/mikroliter

Setiap laboratorium dapat memiliki rentang nilai normal eritrosit yang berbeda-beda, namun umumnya angkanya tidak akan berjauhan. Konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan mungkin diperlukan untuk memastikan hasil tes.

Nilai Tidak Normal Eritrosit

Jika kadar eritrosit seseorang terlalu tinggi atau terlalu rendah, hal tersebut menandakan adanya masalah pada sel darah merah. Ketika nilai eritrosit tinggi, kondisi ini disebut dengan polisitemia. Sedangkan jika nilai eritrosit rendah, maka disebut sebagai anemia.

A. Nilai eritrosit terlalu tinggi

Nilai eritrosit terlalu tinggi disebabkan oleh peningkatan jumlah eritrosit atau sel darah merah. Kondisi ini termasuk ke dalam kondisi yang jarang terjadi. Penyebab eritrosit tinggi atau polisitemia yang paling umum disebabkan oleh kondisi seperti sebagai berikut ini:

1. Penyakit paru-paru

Polisitemia atau nilai eritrosit tinggi dapat disebabkan oleh gangguan pada paru-paru.

Penyakit paru-paru dapat menyebabkan seseorang kesulitan menghirup dan menyerap oksigen dalam jumlah normal yang dibutuhkan tubuh. Tubuh bereaksi dengan cara memproduksi sel darah merah lebih banyak akibat kondisi ini.

2. Penyakit jantung bawaan

Penyebab eritrosit tinggi juga bisa disebabkan oleh penyakit jantung bawaan.

Penyakit jantung bawaan menyebabkan jantung tidak dapat secara efisien memompa jantung, sehingga suplai oksigen ke jaringan dan organ tubuh berkurang. Sama pada gangguan paru-paru, tubuh juga akan bereaksi dengan memproduksi sel darah merah lebih banyak.

3. Polisitemia vera

Polisitemia vera adalah kelainan yang menyebabkan produksi sel darah merah tidak terkontrol.

Kondisi ini tidak umum dan biasanya berkembang perlahan. Kondisi ini tidak hanya didiagnosis melalui tes Eritrosit, tapi juga tes hematokrit. Selain pemeriksaan darah, dibutuhkan juga aspirasi atau biopsi sumsum tulang untuk memastikan kondisi ini.

4. Tumor ginjal

Tumor ginjal dapat menyebabkan kondisi nilai eritrosit tinggi.

Kondisi ini dapat menyebabkan produksi erythropoietin berlebih. Erythropoietin adalah hormone yang diproduksi oleh ginjal. Hormon ini berperan dalam peningkatan pembentukan sel darah merah di sumsum tulang.

Terdapat kondisi lain yang dapat menyebabkan naiknya nilai eritrosit seperti dehidrasi atau kebiasaan merokok. Beberapa penyebab mungkin membutuhkan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosisnya.

B. Nilai Eritrosit terlalu rendah

Nilai Eritrosit rendah umumnya juga ditunjukkan dengan nilai sel darah merah dan hematokrit rendah. Kondisi ini disebut dengan anemia. Kondisi yang bisa menyebabkan nilai Eritrosit rendah adalah seperti berikut ini:

1. Kehilangan banyak darah

Kadar eritrosit rendah bisa disebabkan oleh trauma yang disebabkan tubuh kehilangan banyak darah.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh trauma parah atau pendarahan kronis pada bagian tubuh tertentu seperti:

  • Saluran pencernaan (akibat polip, radang perut kanker usus besar.
  • Kandung kemih
  • Rahim (pendarahan menstruasi berat)
  • Pendarahan luar

2. Kekurangan nutrisi tertentu

Terdapat beberapa jenis jenis anemia yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi tertentu. Anemia tersebut antara lain seperti anemia defisiensi zat besi, anemia defisiensi asam folat, dan anemia defisiensi vitamin B12.

3. Hancurnya sel darah merah secara berlebihan

Hancurnya sel darah merah secara berlebihan dapat menyebabkan kadar eritrosit rendah sehingga menyebabkan anemia.

Penyebab hancurnya sel darah merah secara berlebihan termasuk anemia hemolitik, anemia sel sabit, defisiensi G6PD, dan penyebab lainnya.

4. Thalasemia

Thalasemia adalah kelainan darah  di mana produksi hemoglobin kurang dari jumlah normal.

Kondisi ini kemudian dapat memicu nilai eritrosit rendah. Thalasemia merupakan salah satu jenis kelainan darah yang disebabkan oleh faktor genetik.

5. Gangguan sumsum tulang belakang

Penyebab nilai eritrosit rendah lainnya adalah akibat adanya gangguan pada sumsum tulang belakang.

Gangguan sumsum tulang belakang termasuk anemia aplastik, myelodysplastic syndrome, kanker yang menyerang sumsum (leukemia, limfoma, multiple myeloma, dll). Kerusakan sumsum juga bisa diakibatkan oleh racun, radiasi seperti kemoterapi, infeksi, hingga efek obat-obatan.

6. Penyakit atau radang kronis

Penyakit atau radang kronis seperti gagal ginjal juga bisa menyebabkan nilai Eritrosit menurun.

Kebalikan dari tumor ginjal, gagal ginjal dapat menyebabkan penurunan produksi erythropoietin, sehingga produksi sel darah merah juga menurun.

Sama halnya untuk mendeteksi kondisi yang menyebabkan nilai eritrosit tinggi, beberapa kondisi penyebab eritrosit rendah juga membutuhkan pemeriksaan lain selain tes sel darah merah untuk memastikannya.

 

Sumber:

  1. Red Blood Cell Count (RBC) – https://labtestsonline.org/tests/red-blood-cell-count-rbc diakses 22 Maret 2019
  2. Red Blood Cell Function and Dysfunction: Redox Regulation, Nitric Oxide Metabolism, Anemia – diakses 22 Maret 2019


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

.comment-content a {display: none;}