Home » » Limfosit: Fungsi, Nilai Normal, Penyebab Tinggi dan Rendah

Limfosit: Fungsi, Nilai Normal, Penyebab Tinggi dan Rendah

Posted by Droid Tech Media on Tuesday, March 19, 2019

limfosit-rendah-doktersehat

DokterSehat.Com – Semua orang mengetahui bahwa bagian sel darah yang bertugas melawan infeksi adalah leukosit (sel darah putih). Namun, tak banyak yang tahu bahwa limfosit adalah bagian dari leukosit yang membantu tubuh melawan penyakit.

Yuk, ketahui lebih dalam tentang limfosit termasuk pengertian limfosit, fungsi limfosit, ciri-ciri, dan kadar normal limfosit. Simak juga penyebab kadar limfosit tinggi dan limfosit rendah.

Apa itu limfosit?

Limfosit adalah salah satu dari beberapa jenis leukosit yang berukuran kecil dan memiliki fungsi terkait reaksi imunitas. Jumlah limfosit adalah 20-25% dari keseluruhan leukosit (sel darah putih). Sel-sel limfosit dibentuk di sumsum tulang.

Sel-sel limfosit berperan dalam kekebalan tubuh dengan cara tertentu. Selain itu, limfosit juga bekerja sama dengan sel-sel fagosit di dalam melawan mikroorganisme atau zat asing (antigen) yang masuk ke dalam tubuh.

Ciri-ciri limfosit

Ada lima bagian dari leukosit, yaitu basofil, eosinofil, neutrofil, monosit, dan limfosit. Kelimanya memiliki ciri-ciri tertentu yang menjadi pembeda. Limfosit memiliki beberapa ciri yang dapat membedakannya dari bagian leukosit yang lain.

Berikut ini adalah beberapa ciri limfosit:

  • Ukuran kecil
  • Bentuk oval atau bulat
  • Memiliki pergerakan terbatas
  • Berinti satu sel dengan warna ungu
  • Sitoplasma sedikit dan berwarna biru muda
  • Tidak memiliki granula

Jenis-jenis limfosit

Limfosit terdiri dari dua jenis. Kedua jenis limfosit adalah limfosit T (sel T) dan limfosit B (sel B). Sebagian besar limfosit adalah limfosit T, yakni dengan persentase lebih dari 70%. Limfosit T dibentuk di sumsum tulang tetapi mengalami proses pematangan di kelenjar timus yang ada di bagian sekitar dada.

Sel T atau limfosit T yang sudah matang akan keluar ke aliran darah dan ke beberapa lokasi pertahanan sistemik seperti kelenjar getah bening. Hanya limfosit matang saja yang bisa melawan infeksi antigen.

Berbeda dengan limfosit T, limfosit B dibentuk dan matang di dalam sumsum tulang. Limfosit B juga beredar ke dalam aliran darah. Persentase limfosit B dari keseluruhan limfosit adalah 10%.

Baca Juga: Jenis-Jenis Sel Darah Putih dan Masing-Masing Fungsinya

Fungsi limfosit

Setiap bagian sel darah putih (leukosit) memiliki fungsi tertentu. Limfosit pun juga memiliki fungsi tertentu. Secara umum, fungsi limfosit adalah mempertahankan tubuh dari serangan antigen berupa kuman, bakteri, virus, ataupun zat kimia.

Ini beberapa fungsi limfosit:

  1. Melindungi tubuh agar tidak sakit
  2. Menjaga imunitas tubuh
  3. Mengenali adanya antigen yang masuk ke tubuh
  4. Mencari sel-sel tubuh yang terinfeksi antigen
  5. Menghancurkan antigen dengan bahan kimia beracun
  6. Menghasilkan antibodi
  7. Membentuk sel memori sebagai reaksi imun sekunder
  8. Melawan infeksi, peradangan, dan kanker

Limfosit berperan dalam kekebalan tubuh dengan cara apa?

Apakah Anda penasaran bagaimana cara limfosit bekerja sehingga bisa mempertahankan tubuh dari serangan bakteri, virus, atau antigen lainnya? Tidak seperti fagosit yang bekerja dengan cara memakan, limfosit berperan dalam kekebalan tubuh dengan cara lain.

Saat antigen masuk ke dalam tubuh, maka sel T (limfosit T) akan mengenali adanya molekul asing di dalam tubuh. Setelah itu, bagian limfosit T yaitu killer T Cell  akan mencari sel-sel tubuh yang terinfeksi antigen.

Sel-sel tubuh yang berhasil dideteksi terinfeksi antigen akan dihancurkan. Killer T cell akan melekat pada sel tubuh tersebut dan mengeluarkan bahan kimia beracun yaitu sitokin. Sitokin yang dihasilkan oleh killer T cell akan menghancurkan antigen pada sel tubuh tersebut dan sel tubuh yang telah terinfeksi antigen tersebut.

Selanjutnya, helper T Cell  juga akan memproduksi bahan kimia. Bahan kimia tersebut merangsang reaksi imun pada limfosit B (sel B). Sel B pun akan menyebar dan membentuk sel plasma dan sel memori.

Sel plasma dari limfosit B akan menghasilkan antibodi. Antibodi tersebut akan bekerja melawan mikroorganisme atau zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi tersebut akan berperang melawan antigen dalam beberapa hari hingga beberapa minggu.

Tubuh akan terus memproduksi antibodi untuk mengalahkan antigen penyebab penyakit melalui sel plasma. Akan tetapi, sel plasma hanya bisa bertahan hingga satu minggu. Apabila antibodi yang dihasilkan oleh sel plasma tidak mampu mengalahkan antigen tersebut maka tubuh akan jatuh sakit sehingga memerlukan tindakan pengobatan.

Jika antibodi berhasil mengalahkan antigen, maka kesehatan tubuh akan segera pulih. Sel memori yang terbentuk melalui limfosit B akan bertahan di dalam tubuh lebih lama. Fungsi dari sel memori tersebut adalah sebagai reaksi imun sekunder yang bisa kembali melawan jenis antigen yang sama.

Sebagai contoh kasus, jika Anda terkena penyakit infeksi A, maka tubuh Anda akan memproduksi sel memori untuk antigen A. Suatu hari bila antigen A yang sama masuk ke dalam tubuh maka sel memori akan memproduksi sel plasma dan sel plasma akan menghasilkan antibodi yang dapat melawan antigen A tersebut.

Sel memori lah yang membuat tubuh lebih cepat memberikan respon imunitas. Inilah alasan mengapa seseorang yang telah terkena penyakit dengan sebab yang sama cenderung lebih tahan dan tidak tertular. Ini karena sel memori yang telah ada di dalam tubuh.

Nilai normal limfosit

Tubuh sehat memerlukan limfosit yang tetap dalam kadar normal. Nilai normal limfosit adalah 20-40% dari seluruh jumlah leukosit. Jika kadar limfosit kurang dari 20% dari total leukosit maka tubuh akan mengalami limfositopenia atau limfosit rendah.

Ada juga kasus di mana tubuh memiliki kadar limfosit lebih dari 40% dari semua jumlah leukosit. Kondisi tersebut disebut limfositosis atau limfosit tinggi. Keduanya sama-sama tidak baik dan bisa merugikan kesehatan.

Perubahan kadar limfosit dipengaruhi oleh beberapa seperti penyakit, infeksi, tindakan medis, dan aktivitas fisik. Hal-hal tersebut bisa memengaruhi kadar limfosit meningkat atau menurun. Yuk, simak lebih lanjut masing-masing kadar limfosit abnormal tersebut.

Baca Juga: Hairy Cell Leukimia, Kanker Darah Akibat Kadar Limfosit Tinggi atau Rendah?

Penyebab limfosit tinggi

Limfositosis adalah kondisi di mana kadar limfosit tinggi yaitu lebih dari 4000/µl darah pada dewasa dan lebih dari 8000/µl pada bayi dan anak-anak. Penyebab limfosit tinggi dikarenakan penyakit infeksi kronis seperti seperti TBC, cacar air, pertusis, toksoplasmosis, mononukleosis infeksiosa, penyakit autoimmune, dan beberapa keganasan darah seperti leukemia limfositik kronik.

Penyebab limfosit rendah

Limfosit akan mengalami limfositopenia atau limfosit rendah bila kurang jumlah limfosit kurang dari 1000/µl pada orang dewasa dan  kurang dari 3000/µl darah pada anak-anak. Penyebab limfosit rendah adalah terapi kortikosteroid, stress, kondisi malnutrisi dan obat-obatan sitotoksis.

 

 

Sumber:

  1. Anita Damayanti. 2018. HITUNG JENIS LEUKOSIT (HEMATOLOGI)-Makalah. BanjarBaru: Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestasi. https://www.academia.edu/36384665/HITUNG_JENIS_LEUKOSIT_HEMATOLOGI_.pdf [diakses pada 19 Maret 2019]
  2. Dhea Tiara, Murniati Tiho, Yanti M. Mewo. 2016. Gambaran Kadar Limfosit Pada Pekerja Bangunan (Jurnal). Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado. https://media.neliti.com/media/publications/59527-ID-gambaran-kadar-limfosit-pada-pekerja-ban.pdf [diakses pada 19 Maret 2019]


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

.comment-content a {display: none;}