Drama merupakan sebuah hasil karya yang dapat dipentaskan. Sejak zaman nenek moyang kita drama sudah menjadi hiburan yang dipertontonkan.
Drama yang menarik akan membangkitkan minat penonton untuk menontonnya. Semakin banyak yang ingin menontonnya, maka semakin bagus apresiasi yang diberikan terhadap drama tersebut.
Dalam membuat sebuah drama terdapat unsur-unsur yang melengkapinya dan dapat membantu drama yang akan dibuat terstruktur dengan baik. Agar drama kita terstruktur dengan baik, mari kita simak pembahasan mengenai unsur-unsur drama beserta penjelasannya berikut ini.
Unsur-Unsur Drama
Dalam membuat sebuah drama kita harus melengkapi unsur-unsurnya. Terdapat enam unsur yang menjadi dasar pembuatan sebuah drama yang baik, diantaranya :
1. Tema
Tema adalah gagasan atau ide pokok yang digunakan untuk membuat sebuah cerita dalam drama. Tema merupakan langkah awal untuk menyusun naskah drama. Dimana sebuah tema dapat menjadi panutan dalam mengembangkan drama yang akan dibuat. Jadi, jika diibaratkan sebuah drama adalah rumah, maka temalah yang menjadi pondasinya. Tema yang menarik akan memberikan daya pikat yang lebih kepada para penontonnya.
Tema dapat berupa persoalan moral, agama, sosial budaya, etika, maupun tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan. Tema juga dapat berupa pandangan atau ide dari pengarang dalam menyiasati persoalan yang muncul.
2. Alur (Plot)
Alur merupakan jalan cerita dari sebuah drama yang dimulai dari babak awal hingga babak akhir. Alur dari rangkaian kejadian-kejadian yang terjadi disusun secara kronologis. Alur mengatur bagaimana rangkaian-rangkaian cerita saling terhubung satu sama lain, kemudian bagaimana tokoh yang digambarkan dan berperan di dalam cerita yang seluruhnya terkait dengan suatu kesatuan waktu.
Terdapat beberapa jenis alur, yaitu :
- Alur maju, yaitu alur yang bergerak maju. Dimana ceritanya berawal dari masa awal hingga masa akhir cerita dengan urutan waktu yang teratur dan beruntut. Alur ini biasa disebut juga dengan alur progresif.
- Alur mundur, yaitu alur yang dimulai dengan kisah akhir dari sebuah cerita atau penyelesaian sebuah cerita. Cerita dalam alur mundur berawal dari masa lampau ke masa kini dengan susunan waktu yang tidak sesuai dan tidak beruntut. Alur ini biasa disebut juga dengan alur regresif.
- Alur campuran, yaitu suatu alur yang diawali dengan klimaks dari cerita, yang kemudian menceritakan kembali masa lalu atau masa lampau dan diakhiri dengan sebuah penyelesaian dari cerita tersebut. Alur ini biasa disebut juga dengan alur maju-mundur.
3. Tokoh Drama
Tokoh drama merupakan orang yang mengambil peran yang terlibat di dalam cerita yang dipentaskan dalam drama. Tokoh dalam drama dapat digambarkan dalam berbagai bentuk. Diantaranya mulai dari manusia, hingga hewan atau tumbuhan yang dipersonalisasikan. Terdapat beberapa penokohan dalam drama, yaitu sebagai berikut :
a. Berdasarkan peran
- Tokoh utama, yaitu tokoh yang diutamakan di dalam cerita.
- Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang mendukung alur cerita yang terjadi pada si tokoh utama.
b. Berdasarkan watak
- Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang memiliki watak yang baik.
- Tokoh antagonis, yaitu tokoh yang memiliki watak yang tidak baik atau cenderung memiliki sifat yang jahat.
c. Berdasarkan perkembangan
- Tokoh statis, yaitu tokoh yang tetap dan tidak mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita.
- Tokoh berkembang, yaitu tokoh yang mengalami perkembangan seiring berkembangnya alur cerita.
d. Berdasarkan ciri khasnya sifatnya
- Tokoh sederhana, yaitu tokoh yang memiliki sifat yang datar dan cenderung monoton.
- Tokoh bulat, yaitu tokoh yang memiliki watak dan jati diri yang beragam, bahkan sifatnya ini seringkali bertentangan dan sulit diduga.
e. Berdasarkan pencerminan tokoh dari sekelompok manusia dalam kehidupan nyata
- Tokoh tipikal, yaitu tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya, dan lebih banyak ditonjolkan kualitas pekerjaan atau kebangsaannya atau sesuatu yang lain yang lebih bersifat mewakili.
- Tokoh neutral, yaitu tokoh cerita yang hadir demi cerita itu sendiri. Ia merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup dan hadir dalam dunia fiksi. Ia ada semata-mata demi cerita, atau bahkan dialah sebenarnya yang empunya cerita, pelaku cerita, dan yang diceritakan.
4. Watak
Watak merupakan penggambaran perilaku atau sifat yang dimiliki oleh orang yang memerankan sebuah drama. Keberhasilan seorang dalam memerankan tokoh dalam drama dapat dilihat dari bagaimana ia menghayati watak dari tokoh yang diperankannya tersebut. Hal ini juga dapat membantu pementasan drama berjalan dengan baik dan lebih menarik. Terdapat tiga jenis watak tokoh, diantaranya :
- Tokoh protagonis, yaitu tokoh dengan watak yang baik.
- Tokoh antagonis, yaitu tokoh dengan watak yang jahat.
- Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu atau penengah baik untuk tokoh protagonis maupun tokoh antagonis.
5. Latar (Setting)
Latar merupakan sebuah gambaran mengenai tempat, waktu, ataupun kondisi suasana terjadinya suatu peristiwa dalam drama. Latar dapat dibedakan menjadi tiga, yakni sebagai berikut :
- Latar waktu, yaitu latar yang menunjukkan kapan waktu sebuah peristiwa yang dipentaskan dalam sebuah drama terjadi.
- Latar tempat, yaitu tempat/lokasi ataupun bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam drama.
- Latar suasana, yaitu latar yang berkaitan dengan perasaan atau keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya, seiring berjalannya alur cerita dalam drama.
6. Amanat
Amanat merupakan pesan-pesan yang disampaikan penulis/pengarang drama kepada para penonton. Amanat disampaikan melalui peran para tokoh sesuai alur cerita ataupun peristiwa yang terjadi dalam drama. Amanat ini sangat mempengaruhi penonton dalam pengambilan manfaat setelah menonton sebuah drama.
Sekian penjabaran mengenai unsur-unsur drama beserta penjelasannya tersebut diatas. Semoga dapat memberikan manfaat bagi teman-teman sekalian. Sekian dan terimakasih!
Sumber https://indoint.com/
0 comments:
Post a Comment