Home » » Lunch and Learn: 5 Langkah untuk Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Lunch and Learn: 5 Langkah untuk Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Posted by Droid Tech Media on Thursday, July 4, 2019


Tahukah kamu? Menurut penelitian Sustainable Waste Indonesia (SWI), setiap tahunnya orang Indonesia memproduksi 65 juta ton sampah. Produksi sampah ini didominasi dari Kota Besar seperti Jakarta dan Surabaya.





Menariknya, 60% sampah tersebut berupa sampah organik, yang sebagian besar berasal dari sisa makanan yang terbuang. Hal ini memperlihatkan bahwa permasalahan sampah saat ini sudah semakin menjadi, dan tidak hanya disebabkan oleh penggunaan plastik tetapi juga konsumsi berlebih yang dilakukan oleh manusia.





Gaya hidup konsumtif sebagai salah satu penyebab masalah sampah disadari betul oleh Astri Wahyuni, Vice President of Public Policy and Government Relation Tokopedia. Setelah lebih dari 10 tahun berjibaku dengan permasalahan lingkungan dan menjalani hidup waste-less selama beberapa tahun terakhir, Astri berbagi pengalaman kepada Nakama lainnya melalui acara Lunch and Learn (25/6) di Tokopedia Tower.





Lunch and learn adalah acara talkshow singkat namun berdampak yang bertujuan untuk berbagi tips dan trik dari orang-orang yang inspiratif dan berpengalaman.





 Menurut penelitian Sustainable Waste Indonesia  Lunch and Learn:  5 Langkah untuk Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Astri menceritakan pengalamannya menjalani hidup ramah lingkungan selama beberapa tahun terakhir.




“Kalau membicarakan sampah, kita harus mulai pada akar permasalahan yaitu diri kita sendiri. Kita sebagai manusia adalah produsen sampah, makanya penting bagi kita untuk memiliki gaya hidup yang ramah lingkungan, meminimalisir jumlah sampah yang kita hasilkan,” jelas Astri.





Menurut Astri, hanya 7% sampah di Indonesia yang didaur ulang. Sekitar 69% sampah berakhir begitu saja di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) sementara 24% sisanya belum tertangani, sehingga berujung di tempat-tempat yang tidak seharusnya, salah satunya laut. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia. 





Permasalahan tersebut semakin menjadi karena banyak orang saling menunggu untuk bergerak melakukan sesuatu. Padahal menurut Astri, jumlah sampah tersebut bisa dikurangi apabila diri kita sendiri mulai menerapkan 5R yakni Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, dan Rot dalam kehidupan sehari-hari. 





 Menurut penelitian Sustainable Waste Indonesia  Lunch and Learn:  5 Langkah untuk Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Nakama tampak antusias mendengarkan penjelasan mengenai hidup ramah lingkungan.




Refuse





Hal paling dasar yang bisa kita lakukan untuk membantu mengurangi sampah adalah dengan menolak hal-hal yang tidak kita butuhkan. Contoh paling mudah adalah dengan berhenti menggunakan sedotan plastik atau cup minuman sekali pakai. Selain itu, kita juga bisa menolak pemberian brosur, atau merchandise yang sekiranya tidak kita butuhkan





Reduce





Tidak dapat dipungkiri, kita memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, misalnya sandang dan papan. Meskipun hal semacam itu tidak bisa kita tolak, tetapi kita bisa mengurangi frekuensi penggunaan atau menggantinya dengan produk lain yang ramah lingkungan. Sebagai contoh, kita bisa mengganti pemakaian sabun cair dengan sabun batang, sikat gigi berganggang plastik dengan sikat gigi berganggang kayu, dan bijak dalam berbelanja baju sesuai dengan kebutuhan.





 Menurut penelitian Sustainable Waste Indonesia  Lunch and Learn:  5 Langkah untuk Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Nakama diajari membuat tas belanja dari bahan kaos yang sudah tidak terpakai.




Reuse





Untuk hal-hal yang memang kita butuhkan dan tidak bisa ditolak atau dikurangi, kita bisa melakukan ubah fungsi atau mempergunakannya kembali untuk hal lain sehingga usia barang bisa lebih panjang dan tidak langsung terbuang begitu saja. Sebagai contoh, kita bisa memanfaatkan baju bekas tidak layak pakai sebagai kantong belanja atau menggunakan toples-toples kaca sebagai wadah penyimpanan makanan menggantikan plastik sekali pakai.





Recycle





Ketika kita tidak dapat melakukan refuse, reduce, dan reuse, barulah kita melakukan recycle atau daur ulang. Saat ini, sudah tersedia organisasi-organisasi yang menerima jasa daur ulang sampah khususnya plastik sehingga kita bisa mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA.





Rot





Terakhir adalah rot, yakni melakukan proses pengolahan sampah-sampah organik, khususnya sampah organik rumah tangga berupa sayuran. Sampah-sampah organik diproses menjadi kompos yang dapat dijadikan penyubur tanaman. Cara pembuatannya pun mudah karena dapat dipelajari melalui Youtube.





 Menurut penelitian Sustainable Waste Indonesia  Lunch and Learn:  5 Langkah untuk Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Astri berfoto bersama semua Nakama peserta Lunch and Learn Juni 2019.




“Setelah menerapkan 5R tadi, aku jadi lebih bahagia karena hidup aku lebih simpel. Keinginan aku untuk membeli hal-hal tidak penting juga berkurang, jadi bisa lebih banyak nabung untuk jalan-jalan sama keluarga,” cerita Astri.





Astri menyadari bahwa mengubah pola hidup untuk menjadi ramah lingkungan membutuhkan waktu. Berbagai tantangan menjadikan hidup ramah lingkungan sebagai sebuah perjalanan yang harus dilakukan dengan konsisten.





Mempelajari gaya hidup ramah lingkungan memang baik, namun tidak akan ada perubahan jika kita tidak mulai menerapkannya. Oleh karena itu, yuk #MulaiAjaDulu!








Sumber https://dennypedia.com/


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

.comment-content a {display: none;}