Apa yang menjadikan Microsoft ngotot menciptakan Surface? Panos Panay dalam sebuah wawancara sempat menyatakan bahwa Microsoft ingin mencerminkan citra perusahaannya lewat perangkat Surface. Dia mengakui bahwa pemilik Mac melihat komputernya sebagai sebuah ‘benda berharga’ dan merasakan ‘kebanggaan’ hanya dengan memilikinya. “Apple ingin Mac agar menjadi benda berharga, seperti halnya mereka menginginkannya sebagai sebuah komputer unggul.” ujar Panay. “Seperti itulah kami ingin menciptakan Surface.
Acara ‘Misterius’
Dengan hampir selesainya desain dan pengembangan PC Surface pertama, Sinofsky, Panay, Michael Angiulo, dan beberapa orang lain di Microsoft mulai menyiapkan pengumuman. Ballmer memaksa tim bahwa dia harus terlibat dalam pengumuman ini – dan karena dia CEO-nya, semua orang terpaksa maklum. Tim bekerja keras agar saat pengumuman nanti semuanya berjalan lancar. Sinofsky adalah orang yang cukup kesal melihat kelakuan Ballmer. Dia berpendapat bahwa presentasi seharusnya diserahkan kepada Engineer yang memahami seluk beluk perangkat baru ini seperti Panay. Saking jengkelnya, Sinofsky menolak untuk ikut acara gladi resik meskipun dia beberapa kali ikut latihan.
Yang dikenang dari acara peluncuran Surface original ini, adalah bagaimana Panay menunjukkan sinarnya. Enggannya Sinofsky membantu tim karena ketidaksukaannya pada Ballmer menjadikan Panay menjadi orang paling repot di acara ini. Dia menjadi ‘sutradara’ dalam acara dengan mempersiapkan segala sesuatunya dengan detail. Salah satu contoh upaya keras Panay adalah, jika dalam acara Microsoft biasanya sudah ditentukan titik-titik tertentu di panggung tempat orang harus berdiri untuk melakukan presentasi dan ditandai dengan tempelan selotip “X”, Panay menolak melakukan itu. Dia menghitung langkah ke setiap titik dan menghafalkannya di luar kepala untuk memastikan bahwa kemunculannya dalam presentasi terlihat natural. Jika sebelum ini tidak banyak orang yang mengenal Panay karena biasanya dia berada di ‘bengkel’ Microsoft mengurus hardware, maka dalam acara ini mulai banyak orang yang menyaksikan hasrat serta semangatnya yang berkobar-kobar untuk ‘memberikan segalanya’ bagi kesuksesan Microsoft.
Sementara itu, meskipun acara besar di depan mata, tidak banyak yang tahu tentang Windows 8 yang akan diperkenalkan. Orang-orang dalam Microsoft sedikit banyak membicarakan adanya ‘perangkat baru’ dengan ‘UI baru’ yang direncanakan untuk mengguncang dunia, akan tetapi tingkat kerahasiaannya yang super tinggi menjadikan tidak banyak orang yang benar-benar tahu seperti apa sebenarnya perangkat yang dimaksudkan ini.
Sejak awal 2010, DigiTimes, salah satu blog teknologi yang terkemuka sudah berusaha menggali hal ini, namun tidak menemukan informasi yang akurat. Karena pada tahun tersebut juga Apple sedang gencar-gencarnya meniupkan rumor tentang perangkat baru yang sedang mereka produksi (yang nantinya kita tahu, ini adalah iPad), maka perhatian blog dan publikasi teknologi lebih banyak tertuju ke sana. Satu hal yang berhasil diungkap DigiTimes saat itu adalah: Microsoft akan membuat hardware PC milik mereka sendiri.
Sumber berita itu adalah dari Twitter Panay sendiri. Fotonya sendiri tampak seperti foto biasa yang menampilkan Panay di sebuah pabrik. Namun yang menjadi perhatian, Panay saat ngetwit saat itu tidak mematikan geotagging sehingga terbaca jelas informasi lokasinya. Panay berada di Tiongkok – sebuah tempat yang terkenal sebagai lokasi manufaktur perangkat keras teknologi.
Silicon Valley langsung berguncang. Posisi Microsoft sebagai mitra para produsen PC langsung menjadi pertanyaan. Ini bukan peristiwa biasa karena jika pembuat software ikut membuat hardware tentu saja citra yang muncul adalah ‘perangkat yang lebih sempurna untuk software-nya’. Tentu saja ini akan menurunkan posisi tawar manufaktur PC lainnya. Para pemegang saham juga tidak antusias karena dengan melakukan ini berarti Microsoft meletakkan dirinya dalam risiko, karena jika gagal, tentu saja ini akan berpengaruh terhadap valuasi Microsoft di masa mendatang. Ini merupakan periode berat bagi Microsoft. Bukan saja mereka menghadapi guncangan karena perubahan kebijakan tersebut, namun juga karena Apple sudah mengambil alih fokus panggung. Sebagai produsen ‘tablet’ (yang dengan sangat brilian dikesankan Steve Jobs bahwa Cupertino adalah pelopornya), Microsoft berada dalam tekanan berat untuk segera menyelesaikan produk tersebut.
Meskipun demikian, perubahan kebijakan ini bagi Microsoft sangat beralasan. Tak dapat dibantah bahwa pada dekade antara 2000-2011 (hingga Steve Jobs tiada), popularitas Apple sukar ditandingi. Cupertino memproduksi perangkat seperti Macbook Pro dan Macbook Air yang sangat terintegrasi dengan software milik mereka. Tingkat kontrol yang dimiliki Apple terhadap perangkatnya ini jauh di atas Microsoft dan mitra-mitranya. Lagipula, Microsoft berpendapat bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menggeser paradigma komputasi. PC dan laptop tradisional sudah waktunya merasakan penyegaran dengan perangkat yang lebih modern untuk kebutuhan dunia saat ini.
Empat hari menjelang acara, beberapa informasi mulai dibocorkan. Microsoft menerima Ina Fried dari blog teknologi AllThingsD dan membahas mengenai Windows RT, versi Windows 8 yang rencananya dijalankan untuk chip ARM. Meskipun demikian, Microsoft sama sekali tidak menyatakan bahwa mereka akan meluncurkan hardware-nya sendiri. Beredar pula foto desain awal Surface yang digoreskan di atas lantai batu menggunakan kapur. Meskipun unik, tidak ada seorang pun yang punya bayangan apa yang akan dapat dilakukan oleh perangkat ini.
Hal unik lain, acara serba misterius Microsoft ini persis sehari sebelum Windows Phone summit yang diselenggarakan pada tanggal 20 Juni 2012 di San Francisco, sementara acara ‘misteri’ ini diselenggarakan tanggal 19 Juni 2012 di Los Angeles yang sangat berjauhan. Andy Weir dari blog Neowin sampai harus meminta Brad Sams untuk memastikan, apakah dia perlu datang ke Los Angeles ini mengingat bahwa akan sangat melelahkan jika berturut-turut menghadiri dua acara ini. Microsoft pada saat itu ‘sangat merekomendasikan’ untuk hadir di acara Los Angeles.
Banyak jurnalis awalnya mengeluh, karena sebenarnya bisa saja Microsoft menggelar acara di lokasi yang sama untuk mempersingkat waktu. Namun ketika hadir di acara presentasi tersebut, tidak ada seorang pun yang kecewa.
Mengabarkan pada Dunia
Presentasi disajikan di sebuah ruang minimalis yang mengingatkan banyak orang mengenai bagaimana Apple selalu mempresentasikan produknya dan dibuka oleh Steve Ballmer yang seiring dengan sorotan cahaya, mengungkap perubahan arah besar dalam rencana Microsoft di masa mendatang.
Ballmer mengungkapkan bahwa kehadirannya dalam acara ini utamanya adalah untuk memastikan bahwa Microsoft tidak menyinggung para mitra manufaktur PC Microsoft. Produksi hardware oleh Microsoft ini utamanya adalah untuk menunjukkan kelebihan Windows 8, OS terbaru Microsoft serta menunjukkan arah yang dikejar oleh Microsoft ke depannya yang digambarkan Sinofsky dengan kalimat sederhana ‘menciptakan ulang konsep tablet’. Ya, di sinilah Microsoft memperkenalkan Surface untuk pertama kalinya.
Sebagai produk ‘tablet’ yang muncul setelah iPad, bahkan lebih parah: hampir dua tahun setelah iPad berjaya, perbandingan dengan iPad nampaknya susah dihindari. Saat memperkenalkan Surface RT dengan touch cover (nantinya nama touch cover akan diganti menjadi type cover), Sinofski menekankan betapa keyboard ini bakal menjadikan pekerjaan lebih mudah dibandingkan ‘mengetik di atas kaca’.
Selain itu, Microsoft juga mengumumkan Surface Pro, PC berbasis Intel tradisional, dalam artian bahwa perangkat ini tidak akan memiliki batasan seperti Windows RT. Pengguna bisa menginstal aneka software yang biasa mereka gunakan di PC, namun lengkap dengan keistimewaan Surface yang sebelumnya diperkenalkan.
Ini juga merupakan pertama kali Panos Panay tampil ke depan publik dalam sebuah event besar yang akan menentukan arah Microsoft ke depannya. Meskipun sudah berlatih dan mempersiapkan segala sesuatunya, tidak dapat dipungkiri Panay terlihat gugup dalam penampilan perdananya tersebut. Angiulo sampai harus menepuk bahu Panos sambil mengungkapkan “Panggung ini sepenuhnya milikmu” ketika melihat Panay kelihatan agak canggung sambil memegang touch cover beraneka warna di atas panggung. Namun ketika mulai berbicara, Panay kelihatan semakin nyaman dan perhatian audiens-pun tersedot olehnya seiring dia mengungkapkan peran besar tim engineering serta banyak hal yang menjadi inspirasi pembuatan Surface ini, termasuk ‘misi mulia’ Microsoft untuk memberdayakan lebih banyak orang di seluruh dunia melalui perangkat baru ini.
Dunia memang saat itu memperhatikan. Namun kesan pertama Surface yang sangat baik dan menarik itu tidak serta merta menjadikan perangkat ini melangkah mulus dan ‘mengubah dunia’ seperti yang dicita-citakan Microsoft. Ikuti potongan cerita selanjutnya di Kisah Silicon Valley 114 – Bencana Sempurna.
Referensi
Sams, Brad. (2018). Beneath a Surface. Lean Publishing.
Bort, Julie. (2013). Microsoft Invented A Tablet A Decade Before Apple And Totally Blew It. Business Insider
Sumber https://indoint.com/
0 comments:
Post a Comment