Home » » 7 Bahaya Cacing Kremi bagi Kesehatan Tubuh (Wanita Wajib Tahu)

7 Bahaya Cacing Kremi bagi Kesehatan Tubuh (Wanita Wajib Tahu)

Posted by Droid Tech Media on Wednesday, July 3, 2019

bahaya-cacing-kremi-doktersehat

DokterSehat.Com – Cacing kremi yang berkembang di dalam tubuh manusia dapat berkembang biak serta menyebabkan beberapa gejala seperti gatal, ruam pada anus, hingga rasa nyeri. Apabila jumlah cacing kremi terus bertambah banyak, maka hal itu bisa menimbulkan komplikasi. Lantas, apa bahaya cacing kremi bagi kesehatan?

Mengenali Bahaya Cacing Kremi pada Tubuh

Sebelum membahas mengenai bahaya cacing kremi, perlu Anda ketahui juga bahwa cacing kremi adalah infeksi parasit yang berukuran kecil sekitar 2-13 mm. Memiliki nama latin Enterobius vermicularis, hewan ini membutuhkan tubuh inang agar dapat berkembang biak.

Perlu diketahui bahwa cacing kremi akan bertumbuh di dalam saluran pencernaan dan berkembang biak dengan cara bertelur. Biasanya, cacing kremi yang akan bertelur dan keluar melalui anus saat malam hari untuk meletakan telurnya di lipatan kulit sekitar anus.

Dampak lanjutannya, biasanya seseorang akan merasa gatal di sekitar anus. Seorang anak yang memiliki cacing kremi juga akan terlihat rewel karena tidurnya di malam hari terganggu, nafsu makan menurun, dan berat badan turun drastis terutama ketika mengalami infeksi berat.

Pada anak perempuan, cacing kremi di kemaluan akan membuat iritasi atau rasa gatal. Kulit di sekitar anus juga bisa lecet akibat garukan yang keras dan berulang. Meski cacing kremi bukanlah masalah kesehatan yang serius, hal itu bisa menimbulkan beberapa gangguan.

Berikut adalah beberapa bahaya cacing kremi yang harus Anda waspadai, di antaranya:

1. Vulvovaginitis

Bahaya cacing kremi yang pertama dan harus diwasapadi adalah terjadinya vulvoganitis. Meski kasus ini adalah sesuatu yang jarang terjadi, cacing kremi betina bisa bermigrasi dari anus ke vagina, yang kemudian menyebabkan vulvovaginitis (peradangan pada daerah vagina).

Gejala ini termasuk iritasi dan keputihan yang terasa sangat tidak nyaman oleh penderitanya. Oleh karena itu, jika Anda menduga adanya vulvovaginitis, segera konsultasikan kepada dokter.

2. Gangguan nutrisi

Bahaya cacing kremi berikutnya adalah terganggunya asupan nutrisi tubuh. Infeksi parasit ini memengaruhi pengolahan dan penyerapan makanan, sehingga menyebabkan hilangnya vitamin, protein, karbohidrat, dan lemak dalam jumlah besar. Seorang anak yang mengalami gangguan nutrisi, tumbuh kembang dan prestasi belajarnya akan menurun.

3. Usus luka

Luka pada usus disebabkan karena cacing cambuk dewasa membenamkan kepalanya pada dinding usus besar. Selain itu, cacing ini juga mampu bertelur 5-10 ribu butir per hari.  Pada kasus infeksi yang berat, diare yang Anda alami bisa bisa mengandung darah dan lendir.

Selain cacing cambuk dewasa, cacing tambang juga mampu menembus kulit dan terbawa oleh pembuluh darah ke usus halus, jantung dan paru-paru. Infeksi cacing tambang ini akan menyebabkan perlukaan usus yang lebih dalam sehingga menyebabkan perdarahan yang lebih berat.

4. Gatal di sekitar anus

Cacing kremi sering keluar dari anus saat seseorang tidur. Oleh karena itu, dokter akan menyarankan Anda untuk menggunakan plester khusus yang ditempelkan di kulit sekitar anus pada pagi hari setelah bangun tidur. Jika ditemukan adanya telur, kemungkinan rasa gatal di sekitar anus Anda disebabkan oleh cacing kremi.

5. Menulari orang lain dengan mudah

Meski cacing kremi berbentuk kecil dan bersarang di usus besar, bahaya cacing kremi yang perlu diwaspadai adalah infeksi ini mudah menular. Telur cacing kremi pada tubuh bisa menimbulkan rasa gatal, dan umumnya area yang terasa gatal adalah anus. Selain berada di anus, telur bisa bersembunyi pada kuku, menempel dipakaian, handuk, serta seprai, sehingga dapat dengan mudah menular pada orang lain.

Telur cacing mampu bertahan beberapa hari di tangan. Jadi, jika Anda memegang barang  atau melakukan kontak dengan orang lain maka telur dapat dengan berpindah ke Anda.

6. Membuat anak kejang

Pada beberapa orang, cacing kremi tidak menunjukkan gejala-gejala khusus. Sementara pada kasus yang lain, cacing kremi bisa menyebabkan hilangnya nafsu makan, tidak bisa tidur dengan tenang, mual, hingga terjadinya radang usus buntu. Jika hal ini dialami oleh anak-anak, dampak terburuknya adalah menimbulkan kejang.

7. Radang saluran tuba

Bahaya cacing kremi yang terakhir adalah menyebabkan peradangan pada saluran tuba. Hal itu disebabkan karena aktivitas cacing kremi di dalam tubuh menyebabkan radang pada saluran tuba, sehingga banyak cairan nanah mengendap di saluran tersebut.

Cairan nanah mempermudah bakteri lain bergabung dan mengarah ke pembuluh getah bening, sehingga menyebabkan pembengkakan.

Mencegah dan Mengatasi Cacing Kremi

Setelah Anda mengetahui beberapa bahaya cacing kremi seperti di atas, hal penting lain yang juga harus dipahami adalah cacing kremi adalah penyakit yang mudah disembuhkan namun mudah juga untuk kambuh. Oleh karenanya, hal-hal berikut ini harus Anda lakukan untuk mencegah masuknya cacing kremi.

Berikut adalah beberapa langkah pencegahan agar cacing kremi agar tidak masuk ke dalam tubuh, di antaranya:

  • Membiasakan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, terutama sebelum makan.
  • Rutin memotong dan membersihkan kuku jari.
  • Hindari kebiasaan menggigit kuku, karena kebiasaan buruk ini bisa membuat cacing kremi masuk dengan ke dalam tubuh.
  • Ganti pakaian dalam setiap hari.
  • Membersihkan anus tiap pagi.
  • Jangan berbagai pakaian dan peralatan pribadi dengan orang lain.
  • Jaga kebersihan tubuh dengan mandi setiap hari. Cacing jenis akan berkembang biak pada malam hari.

Setelah Anda mengetahui bagaimana langkah pencegahan agar tidak terkena cacing kremi, lantas bagaimana seseorang yang sudah mengalami cacing kremi dan ingin mengeluarkannya?

Cara memancing cacing kremi keluar yang utama adalah menggunakan obat-obatan. Penderita bisa mencoba obat oral anti-cacing seperti albendazole, mebendazole, dan pirantel pamoat. Sebelum mengonsumsi obat tersebut, sebaiknya konsultasi dahulu dengan dokter.


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

.comment-content a {display: none;}