DokterSehat.Com – Sindrom nefrotik adalah gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak protein di dalam urine. Tingginya kadar protein dalam urine terjadi akibat kebocoran pada ginjal yang berfungsi menyaring darah. Meski jarang terjadi, sindrom nefrotik ini dapat dialami oleh siapa saja.
Penyebab Sindrom Nefrotik
Pada kondisi normal, urine biasanya tidak mengandung protein, sekelompok pembuluh darah dalam ginjal akan menyaring darah dan memisahkan zat yang dibutuhkan tubuh dari limbah.
Tetapi jika terjadi kerusakan atau ‘kebocoran’ pada pembuluh ini, tubuh akan kehilangan protein secara berlebihan dan mengeluarkannya lewat urine. Kerusakan pada pembuluh ginjal inilah yang gejala utama sindrom nefrotik. Terdapat berbagai jenis penyakit serta kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan kerusakan ini, misalnya:
- Glomerulonefritis perubahan minimal. Penyakit ini memicu fungsi abnormal pada ginjal, tapi sampel jaringan dari ginjal penderitanya akan tampak normal atau mendekati normal saat diperiksa di bawah mikroskop. Diperkirakan sekitar 90 persen sindrom nefrotik pada anak disebabkan oleh penyakit ini.
- Glomerulosklerosis atau terbentuknya jaringan parut pada glomeruli.
- Nefropati membranosa atau glomerulonefritis membranosa. Penyakit ini menyebabkan penebalan pada membran glomeruli dan merupakan penyebab umum sindrom nefrotik pada penderita dewasa.
- Nefropati diabetes atau komplikasi ginjal akibat diabetes.
- Lupus.
- Infeksi tertentu, seperti HIV, hepatitis, serta sifilis.
- Beberapa jenis kanker, seperti kanker darah (leukemia) dan limfoma.
Gejala Sindrom Nefrotik
Gejala sindrom nefrotik yang utama adalah penumpukan cairan di dalam tubuh atau edema. Edema terjadi akibat rendahnya protein dalam darah, sehingga menyebabkan cairan dari dalam pembuluh darah bocor keluar dan menumpuk di jaringan tubuh.
Jika sindrom nefrotik terjadi pada anak-anak, gejala yang mudah dikenali adalah pembengkakan pada wajah. Sementara pada orang dewasa, nefrotik sindrom dapat terlihat dari pembengkakan di tumit yang diikuti pembengkakan di paha dan betis.
Gejala sindrom nefrotik lainnya yang dapat muncul antara lain:
- Diare.
- Mual.
- Munculnya tekanan darah tinggi.
- Menurunnya nafsu makan dibarengi dengan letih dan lesu.
- Sesak napas bisa terjadi apabila ada cairan di dalam perut.
- Urine berbusa yang disebabkan oleh protein di dalam urine.
Setelah mengetahui gejala yang bisa terjadi, hal penting lainnya yang perlu Anda ketahui adalah terdapat beberapa faktor yang menyebabkan sindrom nefrotik kambuh adalah batuk, pilek, asupan diet yang tidak sesuai petunjuk dokter dan aktivitas fisik yang berat.
Pada akhirnya, jika Anda mengalami gejala-gejala seperti di atas, atau jika tes darah Anda menunjukkan bahwa kadar trigliserida atau kolesterol terlalu tinggi, segera konsultasikan dengan dokter mengenai kesehatan ginjal Anda.
Diagnosis Sindrom Nefrotik
Pada pemeriksaan awal, dokter umumnya akan menanyakan kondisi kesehatan serta gejala-gejala yang dialami. Jika dokter menduga Anda mengidap sindrom nefrotik, dokter akan menganjurkan beberapa metode diagnosis yang lebih mendetail.
Berikut adalah pemeriksaan tambahan yang umumnya diperlukan seperti:
1. Tes urine
Kadar protein yang tinggi dalam urine mengindikasikan bahwa Anda mengalami sindrom nefrotik. Biasanya Anda diminta untuk memberikan sampel-sampel urine selama 24 jam untuk memastikan diagnosis.
2. Tes darah
Tes darah digunakan untuk mengevaluasi fungsi ginjal. Apabila kadar protein albumin terlalu rendah dalam darah, hal ini menunjukkan Anda mengidap sindrom nefrotik
3. Biopsi ginjal
Biopsi ginjal adalah prosedur yang dilakukan untuk mengambil sampel jaringan pada ginjal yang kemudian akan diperiksa di laboratorium.
Pengobatan Nefrotik Sindrom
Sindrom nefrotik adalah penyakit yang membutuhkan penanganan berbeda-beda untuk tiap penderitanya–tergantung penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa obat yang dapat diberikan untuk mengatasi sindrom nefrotik, di antaranya:
1. Obat penisilin
Obat antibiotik seperti penisilin dapat digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi yang merupakan komplikasi dari sindrom nefrotik.
2. Obat pengencer darah
Obat pengencer darah diperlukan untuk menurunkan risiko penggumpalan darah yang merupakan komplikasi dari sindrom nefrotik. Salah satu obat yang bisa digunakan heparin.
3. Obat diuretik
Obat diuretik diperlukan untuk membuang cairan berlebih yang ada di dalam tubuh, sehingga dapat mengurangi gejala sindrom nefrotik. Salah satu obat yang bisa digunakan adalah furosemide.
4. Obat penurun kolesterol
Obat penurun kolesterol seperti statin sering digunakan untuk mengurangi kadar kolesterol pada sindrom nefrotik.
5. Obat kortikosteroid
Obat kortikosteroid dapat digunakan untuk mengobati penyakit peradangan penyebab sindrom nefrotik, seperti amioloidosis atau lupus. Salah satu obat yang bisa digunakan adalah methylprednisolone.
6. Obat antihipertensi
Saat terjadi kerusakan ginjal tekanan darah tinggi bisa terjadi. Oleh karena itulah Anda membutuhkan obat antihipertensi. Selain itu, obat ini dapat mengurangi jumlah protein yang keluar melalui urine. Contoh obat yang bisa digunakan adalah obat ACE inhibitor, seperti catropril atau enalapril.
Di samping obat-obatan, pola makan penderita sindrom nefrotik perlu diatur. Konsultasikan dengan dokter gizi mengenai pola makan bagi penderita sindrom nefrotik. Penderita perlu mengonsumsi protein yang cukup, tidak berlebih ataupun kurang. Selain itu, penderita sindrom nefrotik perlu mengurangi konsumsi lemak, garam, serta kolestrol untuk mencegah komplikasi dan mengurangi gejala.
Selain beberapa obat seperti di atas, dokter juga bisa menyarankan penderita sindrom nefrotik untuk melakukan cuci darah atau transplanstasi ginjal apabila sudah mengalami gagal ginjal kronis.
Walaupun penyakit sindrom nefrotik adalah penyakit yang bisa sembuh, Anda juga harus tetap waspada karena penyakit ini tetap mempunyai kecenderungan untuk kambuh.
Jika sindrom nefrotik tidak membaik dengan perawatan obat di atas, kemungkinan Anda perlu tes dan pemeriksaan lainnya. Gejala biasanya mulai membaik dalam 2-3 minggu setelah Anda memulai pengobatan dengan diet dan obat.
Beberapa orang mungkin memerlukan obat-obatan yang berbeda seperti obat imunosupresif, cyclophosphamide dan prednisone untuk membantu mengatasi kondisi ini.
Komplikasi Sindrom Nefrotik
Sindrom nefrotik yang tidak ditangani dengan efektif dapat menyebabkan berbagai komplikasi dan beberapa di antaranya bisa berakibat fatal. Sejumlah komplikasi yang berpotensi terjadi, antara lain:
- Malnutrisi akibat banyaknya protein di dalam darah yang terbuang bersama urine.
- Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah.
- Rentan terkena infeksi
- Penyakit ginjal kronis.
- Penyakit jantung.
- Hipertensi.
- Anemia.
Pada akhirnya, tanyakan pada dokter tentang asupan protein yang harus di makan dan kadar cairan yang Anda konsumsi setiap hari. Selain itu, buatlah tubuh lebih aktif bergerak untuk membuang air dan mencegah penggumpalan.
0 comments:
Post a Comment