Home » » Perut Buncit Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Prostat?

Perut Buncit Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Prostat?

Posted by Droid Tech Media on Monday, June 24, 2019

Cara Mengatasi Perut Kembung dan Mual dengan Bahan Alami

DokterSehat.Com– Salah satu masalah kesehatan yang dialami cukup banyak pria, khususnya yang berusia dewasa adalah perut buncit. Biasanya, masalah ini mulai dialami oleh pria dengan usia lebih dari 30 tahunan. Masalahnya adalah ada yang menganggap perut buncit bisa menyebabkan datangnya berbagai masalah kesehatan seperti kanker prostat. Apakah anggapan ini memang benar?

Kaitan antara perut buncit dan kanker prostat

Pakar kesehatan menyebut perut buncit disebabkan oleh penumpukan lemak visceral yang menumpuk di bagian perut. Lemak ini tak hanya membuat ukuran perut membesar, melainkan juga menyelubungi organ-organ dalam tubuh seperti hati, usus, dan lain-lain. Masalahnya adalah fungsi dari organ-organ tubuh bisa terganggu sehingga bisa menyebabkan dampak kesehatan yang tidak bisa disepelekan.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal berjudul Cancer, dihasilkan fakta bahwa penumpukan lemak visceral di dalam perut dan di bagian paha bisa meningkatkan risiko kanker prostat dengan signifikan. Hal ini terungkap setelah para peneliti mengecek indeks massa tubuh dan lingkar pinggang para partisipan untuk mengetahui kaitannya dengan kanker prostat selama 13 tahun.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan melibatkan 1.800 partisipan pria di Islandia ini, dihasilkan fakta bahwa 172 pria mengalami kanker ini dan memicu 31 kasus kematian. Pemimpin penelitian Barbara Dickerman dari Harvard TH Chan Health Public School menyebut indeks massa tubuh dan lingkar pinggang memang bisa berpengaruh besar pada risiko kanker prostat.

“Lemak visceral dan kanker prostat memang terkait, namun dampaknya jauh lebih besar pada mereka dengan indeks massa tubuh yang lebih rendah,” terang Dickerman.

Olahraga teratur bisa membantu menurunkan risiko kanker prostat

Penelitian ini juga membuktikan bahwa partisipan yang rutin melakukan olahraga dan menerapkan diet yang sehat bisa membantu menurunkan risiko terkena kanker prostat dengan signifikan.

“Kami menemukan bahwa pola distribusi lemak tertentu bisa mempengaruhi risiko kanker prostat. Karena alasan inilah sebaiknya kita tidak lagi menyepelekan tumpukan di dalam tubuh, khususnya yang membuat perut buncit,” kata Dickerman.

Beberapa gejala yang bisa dirasakan jika diserang kanker prostat

Pakar kesehatan menyebut kebanyakan kasus kanker prostat terjadi secara perlahan sehingga tidak begitu disadari gejala awalnya. Masalahnya adalah jika kanker ini mulai berkembang, akan menyebabkan gejala berupa pembengkakan dan akhirnya mempengaruhi saluran kencing.

Berikut adalah beberapa gejala dari kanker prostat yang sebaiknya diwaspadai.

  • Nyeri atau sensasi panas dan terbakar pada penis saat buang air kecil atau mengalami ejakulasi.
  • Lebih sering buang air kecil, khususnya di malam hari.
  • Selalu merasakan sensasi penuh pada kandung kemih.
  • Munculnya darah pada air seni atau air mani.

Beberapa faktor risiko dari kanker prostat

Pakar kesehatan menyebut hingga saat ini belum benar-benar ditemukan apa penyebab pasti dari masalah kanker prostat. Hanya saja, ada beberapa hal yang bisa membuat faktor risiko penyakit ini meningkat.

Berikut adalah beberapa diantaranya.

  1. Faktor usia

Sekitar 80 persen kasus kanker prostat terjadi pada mereka yang sudah berusia lanjut.

  1. Faktor keturunan

Pria dengan riwayat keluarga yang memiliki kanker prostat juga cenderung lebih rentan terkena penyakit ini. Bahkan, jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat kanker jenis lainnya, risiko terkena kanker prostat juga akan naik.

  1. Faktor ras

Mereka yang berasal dari ras Afrika-Amerika atau dari wilayah Karibia, Amerika Utara, Australia, dan Eropa bagian barat laut cenderung lebih rentan terkena kanker prostat.

  1. Memiliki penyakit menular seksual

Pengidap penyakit menular seksual layaknya gonore dan klamidia ternyata juga lebih rentan terkena masalah kesehatan ini.


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

.comment-content a {display: none;}