Home » » Pedofilia: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Pedofilia: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Posted by Droid Tech Media on Wednesday, June 26, 2019

pedofilia-doktersehat

DokterSehat.Com – Orientasi seksual setiap orang dapat berbeda-beda. Apabila seseorang memiliki orientasi seksual yang tidak lazim atau terlalu ekstrem, hal ini bisa jadi menandakan adanya penyimpangan seksual. Salah satu bentuk penyimpangan seksual yang paling meresahkan adalah pedofilia.

Apa Itu Pedofilia?

Anda mungkin sudah sering mendengar istilah pedofil. Apa itu pedofil? Pedofil adalah sebutan yang mengacu pada individu yang mengalami gangguan pedofilik atau mengalami penyakit pedofilia.

Pedofilia adalah ketertarikan seksual yang berkelanjutan pada anak-anak pra-pubertas. Pedofilia merupakan salah satu jenis paraphilia, kondisi di mana gairah dan kepuasan seksual seseorang bergantung pada fantasi atau terlibat pada perilaku seksual yang tidak lazim dan ekstrim.

Kebanyakan pedofil adalah seorang pria dan dapat tertarik pada salah satu atau kedua jenis kelamin. Kondisi ini baru dapat didiagnosis apabila individu mengakui memiliki kondisi ini atau pada individu yang menyangkal namun menunjukkan bukti objektif atau gejala pedofilia.

Penyebab Pedofilia

Sama seperti jenis paraphilia lainnya, penyebab pedofilia juga sulit untuk diketahui dengan jelas. Beberapa bukti menunjukkan pedofilia berasal dari keluarga, namun tidak jelas hal ini berasal dari genetik atau hanya dari perilaku yang dipelajari saja.

Meskipun belum dibuktikan, namun banyak kasus menunjukkan bahwa sejarah pelecehan seksual pada masa kanak-kanak dapat menjadi salah satu faktor potensial yang menyebabkan individu menjadi seorang pedofil atau memiliki paraphilia jenis lainnya.

Umumnya individu yang menjadi korban atau pengamat perilaku seksual yang tidak pantas akan cenderung mencari kepuasan melalui cara-cara yang tidak umum secara sosial. Seseorang biasanya baru akan menyadari orientasi seksualnya pada saat memasuki masa pubertas.

Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan adanya keterkaitan antara pedofilia dan kondisi biologis. Berikut adalah beberapa ciri yang umum ditemukan pada seorang pedofil:

  • Memiliki tubuh yang lebih pendek dan cenderung kidal.
  • Memiliki IQ yang lebih rendah dari populasi pada umumnya.
  • Memiliki lebih sedikit materi putih (sirkuit penghubung di otak)
  • Kemungkinan menderita cedera kepala pada masa kanak-kanak.

Gejala dan Diagnosis Pedofilia

Pedofilia ditandai dengan beberapa gejala. Berikut adalah gejala pedofilia berdasarkan Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental Edisi Kelima (DSM-5) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association:

  • Memiliki fantasi seksual yang berulang dan intens, serta dorongan atau perilaku yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak pra-remaja (umumnya berusia 13 tahun atau lebih muda) dalam jangka waktu minimal 6 bulan.
  • Dorongan seksual tersebut telah diwujudkan dan menyebabkan kesulitan dan penurunan nilai yang signifikan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau bidang fungsi penting lainnya.
  • Berusia minimal 16 tahun atau paling tidak 5 tahun lebih tua dari anak yang disebutkan dalam poin pertama (korban). Individu yang berada pada akhir masa remaja yang menjadi hubungan seksual berkelanjutan dengan anak usia 12 atau 13 tahun tidak termasuk dalam kategori ini.

Seseorang dapat disebut sebagai pedofil jika memiliki semua gejala di atas. Dokter dapat melakukan diagnosis dengan cara melakukan evaluasi perilaku pasien secara menyeluruh untuk mengetahui adanya gejala-gejala tersebut.

Selain memastikan gejala yang sudah disebutkan di atas, diagnosis gangguan pedofilia juga dilakukan untuk menentukan apakah individu tersebut secara khusus tertarik pada anak-anak atau tidak, jenis kelamin yang membuat individu tertarik, atau apakah dorongan seksual terbatas pada inses (hubungan sedarah).

Umumnya seorang pedofil jarang menyadari kondisinya dan berinisiatif untuk mencari bantuan atas kondisinya tersebut. Hal ini yang membuat pedofilia sering kali sulit untuk didiagnosis.

Selain dengan wawancara dan pengawasan secara langsung, investigasi kriminal juga sering kali diperlukan untuk mencari bukti digital yang dapat membantu diagnosis kondisi ini. Salah satu yang dapat menjadi indikator untuk diagnosis adalah penggunaan pornografi anak secara ekstensif.

Penanganan Pedofilia

Pedofilia dapat diatasi dengan psikoterapi dan obat-obatan. Kedua jenis pengobatan ini juga memungkinkan untuk diberikan secara bersamaan. Hasil dari perawatan untuk pedofilia beragam dan umumnya perawatan dengan hasil terbaik bisa didapatkan jika penderita melakukan pengobatan dengan sukarela.

1. Obat-obatan

Obat-obatan yang diberikan biasanya bekerja untuk mengubah dorongan seks, yaitu dengan cara mengurangi kadar testosteron dalam tubuh. Jenis obat-obatan yang mungkin diberikan adalah seperti:

  • Medroxyprogesterone acetate
  • Leuprorelin
  • Antidepresan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors)

Medroxyprogesterone acetate dan Leuprorelin bekerja dengan cara menghentikan kelenjar pituitari memberikan sinyal pada testis untuk menghasilkan testosteron. Hasilnya, dorongan seksual juga akan menurun karena kadar testosteron berkurang. Obat ini umumnya diberikan pada pria dan tidak diketahui efektivitasnya apabila pedofil adalah seorang wanita.

Sedangkan antidepresan SSRI diberikan untuk membantu mengendalikan dorongan dan fantasi seksual. Jenis obat-obatan tidak hanya mengurangi dorongan seksual, tapi juga bisa menyebabkan disfungsi ereksi.

Selama penggunaan obat, dokter akan melakukan tes darah secara berkala untuk mengetahui efektivitas obat dan efek samping obat pada tubuh.

2. Psikoterapi

Perawatan dengan menggunakan obat akan lebih efektif apabila dibarengi dengan psikoterapi dan pelatihan keterampilan sosial. Sebagian besar psikoterapi yang dilakukan untuk mengobati pedofila menggabungkan prinsip dan teknik terapi perilaku kognitif.

Tujuan dari terapi ini adalah agar pasien dapat mengenali dan mengatasi perilakunya dengan rasional. Beberapa model terapi perilaku yang mungkin dilakukan adalah seperti:

  • Aversive conditioning
  • Perlawanan distorsi kognitif
  • Membangun empati terhadap korban
  • Assertive training (pelatihan keterampilan sosial, manajemen waktu, dan struktur)
  • Relapse prevention (pencegahan kambuh)
  • Pengawasan (dapat dilakukan oleh keluarga yang dapat memantau perilaku pasien).

Pedofilia dapat bertahan seumur hidup dan tentunya dapat sulit diatasi apabila individu tersebut tidak dapat mengakui kondisi yang dialaminya tersebut. Selain menangani individu yang memiliki gangguan pedofilik, kita juga harus waspada dan sebisa mungkin melindungi anak-anak agar tidak terlibat dengan seorang pedofil.

 

Sumber:

  1. What Is Pedophilia? – https://www.webmd.com/mental-health/features/explaining-pedophilia#1 diakses 26 Juni 2019
  2. Pedophilia – https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/pedophilia diakses 26 Juni 2019
  3. Pedophilia – https://www.msdmanuals.com/home/mental-health-disorders/sexuality/pedophilia#v21905675 diakses 26 Juni 2019


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

.comment-content a {display: none;}