Home » » Cholangitis: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Cholangitis: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Posted by Droid Tech Media on Monday, June 24, 2019

cholangitis-doktersehat

DokterSehat.Com – Cairan empedu dibutuhkan oleh saluran pencernaan dan diproduksi oleh hati. Empedu akan melalui saluran empedu dari hati ke kantong empedu dan dari kantong empedu ke usus. Cholangitis adalah sejenis penyakit hati yang menyerang saluran empedu. Kondisi ini dapat bersifat akut dan kronis dan dapat menyebabkan komplikasi apabila tidak mendapatkan penanganan dengan tepat.

Apa Itu Cholangitis?

Cholangitis adalah peradangan pada saluran empedu, yaitu saluran yang membawa cairan empedu dari hati ke usus dan kantong empedu. Empedu sendiri merupakan cairan yang diproduksi oleh hati untuk membantu mencerna makanan.

Cairan empedu juga berfungsi untuk membersihkan limbah dari hati. Apabila saluran empedu tersumbat, empedu dapat kembali lagi ke hati. Hal ini kemudian menyebabkan kerusakan hati dan gangguan lainnya. Cholangitis dapat menjadi ringan dan dapat juga menjadi serius dan mengancam jiwa.

Secara umum terdapat dua jenis cholangitis yaitu chronic cholangitis (kolangitis kronis) dan acute cholangitis (kolangitis akut). Chronic cholangitis terjadi secara perlahan dan baru menunjukkan gejala dalam rentang waktu 5 hingga 20 tahun. Sedangkan acute cholangitis dapat terjadi tiba-tiba dan menyebabkan gejala dalam waktu singkat.

Penyebab Cholangitis

Penyebab cholangitis beragam, terkadang bahkan tidak diketahui. Kolangitis kronis dapat disebabkan oleh penyakit autoimun, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh keliru dan menyerang saluran empedu hingga menyebabkan peradangan.

Peradangan ini kemudian akan memicu bekas luka atau tumbuhnya jaringan parut pada saluran empedu yang membuatnya menjadi lebih sempit atau bahkan memblokir saluran empedu yang lebih kecil.

Sedangkan acute cholangitis dapat disebabkan oleh:

  • Infeksi bakteri
  • Batu empedu
  • Penyumbatan saluran empedu

Kolangitis akut dan kronis juga dapat disebabkan oleh faktor lingkungan seperti infeksi akibat bakteri, virus, jamur, atau parasit, merokok, dan bahan kimia.

Faktor risiko

Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena cholangitis. Faktor risiko tersebut meliputi:

  • Jenis kelamin wanita. Chronic cholangitis paling banyak menyerang wanita.
  • Usia, paling umum terjadi di usia 30 hingga 60 tahun.
  • Memiliki riwayat cholangitis dalam keluarga.
  • Memiliki riwayat batu empedu.
  • Melakukan perjalanan ke daerah di mana terjadi infeksi parasit atau bakteri.
  • Ketahanan tubuh rendah seperti pada penderita HIV.

Gejala Cholangitis

Gejala cholangitis dapat berbeda-beda berdasarkan jenisnya dan juga dapat berkembang dari waktu ke waktu bergantung pada tingkat keparahannya. Kebanyakan orang dengan chronic cholangitis bahkan tidak menunjukkan gejala apapun.

Gejala chronic cholangitis dapat meliputi:

  • Kelelahan
  • Mata kering
  • Mulut kering
  • Gatal pada kulit
  • Sakit perut di bagian kanan atas
  • Berkeringat di malam hari
  • Pembengkakan di telapak kaki hingga pergelangan
  • Hiperpigmentasi
  • Nyeri tulang dan sendi
  • Nyeri otot
  • Kembung
  • Timbunan lemak di kulit pada area sekitar mata dan kelopak mata
  • Timbunan lemak di siku, lutut, telapak tangan, dan telapak kaki
  • Feses berwarna seperti tanah liat
  • Buang air besar atau diare berminyak
  • Perubahan suasana hati
  • Masalah memori

Jika seseorang terkena acute cholangitis, gejala lain yang mungkin dialami adalah seperti berikut ini:

  • Demam tinggi
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit punggung
  • Sakit di bawah tulang belikat
  • Kram perut di sisi kanan atas
  • Panas dingin
  • Sakit di bagian tengah perut
  • Tekanan darah rendah
  • Kebingungan
  • Jaundice (kulit dan bagian putih mata menguning)

Selain gejala di atas, gejala cholangitis juga dapat memengaruhi organ tubuh lainnya. Gejala cholangitis yang memengaruhi bagian tubuh lain meliputi:

  • Pembengkakan hati
  • Pembengkakan limpa
  • Kolesterol tinggi
  • Hipertiroidisme (penurunan aktivitas kelenjar tiroid)
  • Osteoporosis (pengeroposan tulang)

Diagnosis Cholangitis

Diagnosis kolingitis dimulai dengan wawancara untuk mengetahui gejala yang dialami pasien, kemudian diikuti dengan pemeriksaan fisik. Jika dokter mencurigai adanya cholangitis, beberapa pemeriksaan akan dilakukan untuk memastikan diagnosis cholangitis.

Pemeriksaan yang umumnya dilakukan untuk diagnosis cholangitis adalah meliputi:

1. Tes darah

Tes ini tidak secara langsung dapat mendiagnosis infeksi yang terjadi pada saluran empedu. Namun tes darah tetap penting dilakukan untuk mendapatkan gambaran penyebab dari gejala yang dirasakan pasien. Jenis tes darah yang dilakukan umumnya meliputi:

  • Tes bilirubin
  • Tingkat enzim hati
  • Tes fungsi hati
  • Perhitungan sel darah putih

2. Ultrasonografi perut

Pemeriksaan kedua yang mungkin dilakukan untuk diagnosis cholangitis adalah ultrasonografi atau USG perut. Tes ini menggunakan gelombang suara untuk mengetahui struktur bagian dalam tubuh. USG biasanya dilakukan jika dicurigai terdapat batu empedu atau obstruksi saluran empedu.

3. Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP)

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memasukkan tabung melalui mulut dan turun ke saluran pencernaan untuk mencapai saluran empedu. Selain untuk melihat kondisi saluran empedu, tapi juga dapat dilakukan untuk membantu menghilangkan batu empedu.

Sampel cairan empedu dapat diambil melalui tes ini untuk kemudian diuji untuk mengetahui keberadaan bakteri dan jenis bakteri yang menyebabkan infeksi.

4. Magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP)

MRCP adalah tes pencitraan non-invasif yang digunakan untuk memvisualisasikan pankreas, kandung empedu, dan saluran empedu. Gambar hasil dari tes ini mungkin dapat memperlihatkan adanya penyumbatan pada saluran empedu.

5. Percutaneous transluminal coronary angioplasty (PTCA)

PTCA merupakan sejenis tes X-ray yang digunakan untuk melihat saluran empedu. Prosedur ini akan membutuhkan anestesi. Setelah itu jarum akan dimasukkan melalui perut dan ke dalam hati untuk memberikan media kontras ke darah tersebut.

Setelah itu serangkaian sinar-X akan diambil untuk memvisualisasikan saluran empedu dengan media kontras yang mengalir melaluinya.

Pengobatan Cholangitis

Chronic cholangitis dan acute cholangitis membutuhkan perawatan yang sedikit berbeda. Namun keduanya sama-sama dapat menimbulkan komplikasi serius apabila tidak diatasi dengan baik.

Berikut adalah penanganan yang dilakukan untuk mengatasi cholangitis:

1. Penanganan cholangitis akut

Perawatan dini sangat dibutuhkan untuk mencegah acute cholangitis berkembang. Dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan antibiotik selama 10 hari untuk mengatasi infeksi bakteri. Obat-obatan yang umumnya digunakan adalah seperti:

  • Ciprofloxacin
  • Ceftriaxone
  • Metronidazole
  • Penisilin

Selain penggunaan obat antibiotik, dokter juga merekomendasikan prosedur lain seperti drainase empedu.

2. Penanganan cholangitis kronis

Chronic cholangitis tidak dapat diobati, penanganan dan pengobatan hanya dapat dilakukan untuk meredakan gejala. Berikut adalah langkah penanganan chronic cholangitis yang mungkin dilakukan:

  • Mengelola gejala
  • Memonitor fungsi hati
  • Prosedur untuk membuka saluran empedu yang tersumbat.

3. Tindakan untuk cholangitis akut dan kronis

Terdapat juga beberapa prosedur yang dapat dilakukan baik untuk cholangitis akut maupun kronis meliputi:

  • Terapi endoskopi, tujuannya adalah untuk membuka saluran dan meningkatkan aliran empedu.
  • Percutaneous therapy, terapi ini sama tujuannya seperti terapi endoskopi, tapi dilakukan melalui kulit.
  • Operasi, dilakukan untuk mengangkat saluran empedu yang tersumbat atau untuk memasang stent yang dapat membuka saluran empedu.
  • Transplantasi hati.

4. Perawatan untuk mengatasi efek samping cholangitis

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa cholangitis dapat memengaruhi kondisi bagian tubuh lainnya. Berikut adalah beberapa langkah yang mungkin dilakukan untuk mengatasinya:

  • Suplemen vitamin A, D, E, dan K, dibutuhkan karena cholangitis dapat memengaruhi pencernaan dan penyerapan vitamin.
  • Suplemen kalsium dan vitamin D, dibutuhkan untuk meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang untuk mencegah osteoporosis.
  • Obat darah tinggi dan pemeriksaan tensi darah secara teratur.

 

Sumber:

  1. What Is Cholangitis and How’s It Treated? – https://www.healthline.com/health/cholangitis diakses 24 Juni 2019
  2. Acute Cholangitis: Symptoms and Treatment – https://www.verywellhealth.com/acute-cholangitis-symptoms-and-treatment-4159891 diakses 24 Juni 2019
  3. Cholangitis – https://medlineplus.gov/ency/article/000290.htm diakses 24 Juni 2019


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

.comment-content a {display: none;}