DokterSehat.Com– Stillbirth adalah meninggalnya bayi sebelum lahir atau selama persalinan dengan usia kandungan di atas 20 minggu, dan ukuran janin sudah memiliki organ sempurna sehingga ketika tidak bisa diselamatkan ia harus dilahirkan. Sementara keguguran adalah meninggalnya bayi sebelum usia kandungan mencapai 20 minggu dan perlu melalui proses kuret. Meskipun sama-sama kehilangan janin baik stillbirth dan keguguran, namun keduanya memiliki perbedaan berdasarkan usia kandungan dan penanganannya.
Penyebab Stillbirth
Sama halnya dengan keguguran, stillbirth atau Intra Uterin Fetal Death (IUFD) dapat disebabkan oleh kondisi ibu maupun janin. Beberapa hal yang dapat menyebabkan stillbirth adalah:
1. Bayi cacat lahir
Bayi cacat lahir merupakan salah satu penyebab stillbirth yang utama. Penyebab cacat lahir bisa disebabkan oleh kelainan kromosom, faktor lingkungan atau penyebab lain yang belum dapat diketahui.
Sementara, menurut perkiraan Institut Nasional Kesehatan Anak dan Pembangunan Manusia yang berbasis di AS, mencakup:
- Pertumbuhan janin terhambat
- Kondisi genetik
- Ketidakcocokan Rh (sistem golongan darah) antara janin dan ibu
- Cacat struktural
Cacat lahir yang serius atau cacat lahir berulang dapat membuat bayi tidak bisa bertahan hidup.
2. Masalah pada plasenta
Kelainan pada plasenta juga dapat menjadi penyebab stillbirth. Masalah pada plasenta ini meliputi pembekuan darah, peradangan, masalah pembuluh darah di plasenta, abrupsio plasenta dan masalah lainnya yang berkaitan dengan plasenta. Bagi wanita yang merokok memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena gangguan plasenta jenis abrupsioa plasenta dibanding dengan wanita yang tidak merokok.
3. Kondisi kesehatan ibu
Kondisi kesehatan ibu juga memiliki peranan penyebab stillbirth. Kondisi penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), preeklamsia, dan obesitas juga dapat meningkatkan risiko stillbirth hingga dua kali lebih besar.
4. Intrauterine growth restriction (IUGR)
Intrauterine growth restriction adalah kondisi janin di dalam rahim memiliki ukuran di bawah rata-rata ukuran janin normal. Bayi dengan kondisi ini berisiko meninggal karena kekurangan oksigen sebelum atau selama kelahiran.
5. Kehamilan dan komplikasi persalinan
Kondisi tertentu dalam kehamilan kemungkinan lebih berisiko bagi bayi sebelum lahir. Beberapa di antaranya adalah persalinan prematur, kehamilan lebih dari 42 minggu, komplikasi pada kehamilan, hamil kembar, kecelakaan atau cedera selama kehamilan.
Kehamilan dan komplikasi persalinan lebih sering menjadi penyebab stillbirth, sebelum kandungan mencapai 24 minggu.
6. Infeksi
Infeksi pada bayi, ibu, atau plasenta dapat menyebabkan lahir meninggal. Infeksi adalah penyebab stillbirth yang lebih sering terjadi sebelum usia kandungan mencapai 24 minggu. Infeksi yang berkembang seperti penyakit kelima (fifth disease), sifilis, cytomegalovirus (CMV), herpes kelamin, toksoplasmosis, dan masalah tali pusat.
7. Masalah tali pusat
Jika tali pusat tersimpul atau terjepit, kemungkinan bayi tidak bisa mendapatkan suplai oksigen yang cukup. Masalah pada tali pusat merupakan penyebab lahir meninggal lebih mungkin terjadi pada trimester akhir kehamilan.
8. Stillbirth yang tidak diketahui penyebabnya
Lahir meninggal yang tidak bisa dijelaskan lebih cenderung terjadi pada trimester akhir kehamilan. Calon ibu mungkin sangat sulit untuk menerima kondisi yang tidak dapat diketahui apa yang menjadi penyebab stillbirth ini, namun penting untuk tidak menyesali berkepanjangan atau menyalahkan diri sendiri ya, Bunda!
Faktor Risiko dan Cara Mengurangi Risiko Stillbirth
Stillbirth adalah saat bayi meninggal sebelum dilahirkan setelah usia kandungan 24 minggu. Meskipun jarang, meyi meninggal saat sebelum atau sesudah lahir perlu diwaspadai.
Tidak semua penyebab stillbirth saat ini diketahui, tetapi pengalaman mengajarkan bahwa jika wanita hamil mengetahui faktor-faktor risikonya, tanda-tanda yang harus diwaspadai dan kapan harus mencari bantuan dokter, cara ini mungkin dapat mengurangi seberapa sering stillbirth terjadi.
Berikut adalah faktor-faktor tertentu yang meningkatkan risiko, dan berbagai cara sederhana yang dapat Bunda lakukan untuk mengurangi risiko stillbirth.
1. Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan (antenatal)
Sangat penting bagi Bunda dan janin untuk tidak melewatkan pemeriksan kehamilan atau antenatal. Beberapa tes dan penilaian dapat mencari tahu masalah yang berpotensi harus dilakukan pada waktu tertentu.
Rutin memeriksakan kandungan juga membuat bidan Anda dapat memberi informasi yang relevan saat kehamilan. Tanyakan pada bidan, tetang jadwal pemeriksaan kandungan Anda.
2. Konsumsi makanan sehat dan tetap aktif
Jika sebelumnya terbiasa mengonsumsi makanan yang kurang sehat, seperti junk food atau makanan sejenis lainnya, cobalah mengganti dengan makanan yang lebih sehat dan cobalah untuk tetap aktif. Perlu Anda ketahui, kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko masalah dalam kehamilan, lho!
3. Berhenti merokok
Jika Bunda merokok, yang terbaik untuk janin Anda adalah cobalah berhenti. Cara ini akan sangat membantu untuk menghindari stillbirth, sekaligus perlahan berhenti merokok secara total.
Perokok pasif (menghirup asap rokok orang lain) juga sama berbahayanya dalam kehamilan. Bagi Bunda yang sedang hamil, hindarilah perokok di sekitar Anda atau bila dalam kondisi tertentu pakailah masker.
4. Hindari minum alkohol saat hamil
Cara paling baik untuk memastikan bayi tidak terganggu oleh alkohol adalah tidak meminumnya saat hamil. Jika merasa sulit untuk berhenti minum minuman keras ini, mintalah bantuan suami, teman, bidan atau dokter Anda.
5. Tidurlah menyamping
Berdasarkan penelitian, tidur terlentang setelah 28 minggu kehamilan ternyata meningkatkan risiko bayi lahir meninggal. Diperkirakan penyebabnya mungkin berhubungan dengan aliran darah dan suplai oksigen ke bayi.
Cara paling aman adalah tertidur di menyamping, baik kiri atau kanan. Jika terjaga dalam posisi telentang, Anda cukup kembali menyamping untuk kembali tidur.
6. Beri tahu bidan tentang penggunaan obat apa pun
Jika Anda menggunakan obat yang bersifat candu (seperti ganja, ekstasi atau heroin) atau zat lain, segera beri tahu bidan Anda. Semakin banyak bidan tahu tentang kesehatan umum Anda, semakin baik dia akan membantu kondisi Bunda dan janin.
Jangan takut untuk memberi tahu bidan Anda. Informasi ini akan diperlakukan secara rahasia demi Bunda dan janin.
7. Mendapatkan vaksin flu
Pastikan Bunda mendapatkan vaksinasi flu musiman. Wanita hamil lebih berisiko komplikasi flu, seperti bronkitis dan pneumonia, daripada kebanyakan orang. Komplikasi ini pun dapat membahayakan perkembangan janin.
Wanita hamil yang telah mendapatkan vaksin juga dapat memberikan perlindungan kepada bayi, yang berlangsung selama beberapa bulan pertama bayi lahir.
8. Hindari orang yang sakit
Usahakan menghindari kontak dengan orang yang memiliki penyakit menular, termasuk diare, muntah, dan penyakit anak-anak seperti cacar air atau parvovirus.
Jika Bunda pernah atau melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi, konsultasikan dengan bidan atau dokter untuk mendapatkan nasihat.
9. Cuci tangan
Perhatikanlah kebersihan dengan baik di manapun Anda berada, termasuk mencuci tangan untuk mengurangi risiko infeksi ketika:
- Setelah ke toilet
- Sebelum menyiapkan makanan
- Setelah mengganti popok, jika Anda sudah memiliki anak
- Atau setelah aktivitas apapun yang berisiko infeksi
10. Siapkan dan simpan makanan dengan aman
Menyiapkan dan menyimpan makanan dengan aman sangat penting untuk mengurangi risiko infeksi. Beberapa yang perlu Anda perhatikan seperti cara memasak dan menyiapkan makanan dengan aman, cara menyimpan makanan dengan aman, dan cara menggunakan sisa makanan dengan aman.
11. Pantangan makanan saat hamil
Bunda harus menghindari beberapa makanan saat hamil, karena beberapa makanan memiliki risiko lebih tinggi yang mungkin menjadi penyebab stillbirth atau sakit dengan infeksi seperti listeria dan salmonella.
Makanan yang harus dihindari saat hamil, termasuk daging mentah atau kurang matang, beberapa jenis keju, susu yang tidak dipasteurisasi, dan makanan lainnya yang berisiko.
0 comments:
Post a Comment