DokterSehat.Com – Salah satu kasus kanker pada anak dan remaja yang paling banyak ditemui adalah kanker darah atau leukemia. Karena penyakit ini menyerang seseorang yang masih berusia anak-anak, karena itulah banyak orang yang menyebutnya dengan childhood leucemia atau leukemia pada anak. Tidak berbeda jauh dengan leukemia yang menyerang orang dewasa, childhood leucemia ini juga adalah kanker yang terjadi akibat adanya ketidaknormalan pada sel darah, khususnya sel darah putih.
Abnormal sel ini dengan cepat bereproduksi dan menyebar ke seluruh tubuh penderitanya. Selain itu, sel ini juga tidak menjalankan fungsinya untuk kekebalan tubuh, tetapi justru berbalik menyerang tubuh penderitanya. Kondisi ini, menyebabkan daya tahan tubuh penderitanya melemah dan sangat rentan terkena berbagai infeksi atau masalah lainnya.
Penyebab Leukemia pada Anak
1. Keturunan dan mutasi gen
Beberapa anak mewarisi mutasi DNA dari orang tua yang meningkatkan risiko kanker. Misalnya, suatu kondisi yang disebut sindrom Li-Fraumeni, yang dihasilkan dari mutasi gen penekan tumor TP53 yang diwariskan, meningkatkan risiko seseorang terkena leukemia, serta beberapa kanker lainnya.
Kondisi bawaan tertentu dapat meningkatkan risiko pengembangan leukemia, tetapi sebagian besar leukemia pada anak tampaknya tidak disebabkan oleh mutasi yang diturunkan.
Biasanya, mutasi DNA yang berhubungan dengan leukemia berkembang setelah konsepsi daripada yang diturunkan. Beberapa mutasi yang didapat ini mungkin terjadi lebih awal, bahkan sebelum kelahiran. Dalam kasus yang jarang terjadi, mutasi yang didapat bisa terjadi akibat paparan radiasi atau bahan kimia penyebab kanker, tetapi paling sering terjadi tanpa alasan yang jelas.
2. Faktor genetik dan lingkungan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak leukemia pada anak mungkin disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Sebagai contoh:
Gen tertentu biasanya mengontrol bagaimana tubuh memecah dan membuang bahan kimia berbahaya. Beberapa orang memiliki jenis berbeda dari gen-gen ini yang membuatnya kurang efektif. Anak-anak yang mewarisi salah satu dari perubahan gen ini mungkin tidak bisa memecah bahan kimia berbahaya bila anak terpapar. Kombinasi genetika dan paparan dapat meningkatkan risiko leukemia pada anak.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyebab leukemia pada anak mungkin oleh campuran perubahan gen tertentu yang terjadi saat kelahiran, bersamaan dengan terkena virus tertentu lebih lambat dari biasanya. Ini disebut infeksi tertunda (setelah satu tahun lahir) dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh yang berisiko leukemia.
Penelitian tentang penyebab leukemia pada anak dan kemungkinan penyebabnya lainnya masih berlangsung. Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, saat ini penyebab penyakit leukemia pada anak belum diketahui pasti. Dan berbagai jenis leukemia terhadap anak-anak mungkin memiliki penyebab yang berbeda-beda.
Faktor risiko leukemia pada anak
Jika memang benar bahwa mutasi genetik menyebabkan leukemia pada anak, penting untuk diingat bahwa mutasi genetik biasanya hasil dari perubahan acak dan tidak terduga, dan tidak terkait dengan risiko yang diketahui atau diwarisi. Namun, ada beberapa kondisi bawaan yang dapat mengakibatkan faktor risiko lebih tinggi untuk beberapa kasus leukemia anak yang jarang terjadi, seperti:
- Sindrom yang diturunkan seperti Down sindrom (trisomi 21) dan sindrom Li-Fraumeni
- Masalah sistem kekebalan tubuh yang diwariskan seperti Ataxia-telangiectasia, sindrom Wiskott-Aldrich, sindrom Bloom, dan sindrom Schwachman-Diamond
- Memiliki saudara kandung yang menderita leukemia, terutama jika saudara kembarnya identik
Salah satu faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko leukemia pada anak adalah paparan radiasi yang sangat tinggi (seperti orang Jepang yang selamat dari pemboman atom 1945). Namun, para ilmuwan sedang mempelajari hubungan potensial antara leukemia pada anak dan dosis radiasi yang lebih kecil (seperti rontgen rutin), serta kemoterapi dan paparan bahan kimia beracun.
Gejala Leukemia pada Anak
Banyak anak yang menderita leukemia tidak merasakan gejala khusus karena seringkali muncul secara tiba-tiba. Jika anak mengalami beberapa gejala, kondisi ini harus diwaspadai orang tua dan penting untuk segera menghubungi dokter, seperti dilansir Medical News Today berikut ini:
1. Anemia
Dokter mungkin harus memeriksa anak jika mengalami gejala anemia, saat tubuh memiliki kekurangan sel darah merah. Sel darah merah ini bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh, dan jika tidak cukup memproduksinya, gejala leukemia pada anak mungkin mengalami:
- Kelelahan
- Lesu
- pusing
- Sesak napas
- Sakit kepala
- Kulit pucat
- Merasa sangat dingin
2. Sering mengalami infeksi
Anak penderita leukemia memiliki sel darah putih yang tinggi, namun sebagian besar sel-sel ini tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini disebabkan oleh sel-sel abnormal menggantikan sel-sel darah putih yang sehat. Sementara sel darah putih ini bertugas untuk membantu melindungi tubuh dan melawan infeksi.
Infeksi yang berulang dan terus menerus dapat mengindikasikan bahwa anak tidak memiliki cukup sel darah putih yang sehat.
3. Memar dan berdarah
Bila mudah mengalami memar, mimisan yang parah, atau gusi berdarah, kemungkinan tanda leukemia pada anak. Anak yang mengalami jenis kanker ini akan kekurangan trombosit yang membantu mencegah perdarahan.
4. Nyeri tulang atau sendi
Gejala leukemia pada anak mungkin akan mengalami kesakitan pada tulang atau persendiannya dan merasa pegal. Saat leukemia berkembang, sel-sel abnormal menumpuk di dalam sendi atau di dekat permukaan tulang.
5. Pembengkakan
Pembengkakan yang dialami anak penderita leukemia dapat memengaruhi beberapa bagian tubuh, di antaranya:
- Perut, saat sel-sel abnormal berkumpul di hati dan limpa
- Wajah dan lengan, saat tekanan pada vena yang disebut vena cava superior menyebabkan darah berkumpul di area tersebut
- Kelenjar getah bening, saat anak melihat benjolan kecil terbentuk di sisi leher, ketiak, atau tulang selangka
Perlu diingat, anak penderita kelenjar getah bening yang membengkak dan tidak ada gejala lainnya lebih mungkin mengalami infeksi daripada leukemia.
6. Kurang nafsu makan, sakit perut, dan berat badan menurun
Bila sel-sel leukemia menyebabkan pembengkakan di hati, ginjal, atau limpa, organ-organ ini dapat menekan perut. Tanda leukemia pada anak mungkin seperi merasa kenyang atau tidak nyaman, kurang nafsu makan, dan akhirnya menyebabkan penurunan berat badan.
7. Kesulitan bernapas dan batuk
Penyakit leukemia dapat memengaruhi beberapa bagian tubuh di dalam dan sekitar dada, seperti kelenjar getah bening atau timus, kelenjar yang terletak di antara paru-paru.
Bila beberapa bagian tubuh ini membengkak, dampaknya menekan trakea dan membuat sulit bernapas. Kesulitan bernapas juga dapat terjadi jika sel-sel leukemia menumpuk di pembuluh darah kecil paru-paru. Bila gejala leukemia pada anak ditandai dengan kesulitan bernapas, segera bawa ke rumah sakit.
8. Sakit kepala, muntah, & kejang
Bila leukemia pada anak memengaruhi otak atau sumsum tulang belakang, anak mungkin akan mengalami:
- Sakit kepala
- lesu
- Kejang
- Muntah
- Kesulitan berkonsentrasi
- Masalah dengan keseimbangan
- Penglihatan kabur
9. Ruam kulit
Sel-sel leukemia yang menjalar di kulit dapat menyebabkan bintik-bintik kecil yang tampak gelap, seperti ruam. Kumpulan sel ini disebut kloroma atau sarkoma granulosit, dan sangat jarang terjadi.
Memar dan pendarahan yang menjadi tanda leukemia pada anak juga dapat menyebabkan bintik-bintik kecil yang disebut petechiae, yang juga terlihat seperti ruam.
10. Kelelahan yang ekstrem
Gejala leukemia pada anak ditandai dengan lesu dan kelelahan sangat parah yang dapat menyebabkan bicara anak tidak jelas, namun kasusnya jarang. Kondisi ini terjadi saat sel-sel leukemia menumpuk dalam darah, menyebabkan darah menebal. Darah yang sangat tebal dapat menyebabkan sirkulasi melambat melalui pembuluh kecil di otak.
11. Anak merasa kurang sehat
Anak mungkin tidak dapat menyebutkan gejala leukemia secara terperinci, tetapi anak mungkin tampak sakit. Saat penyebab penyakit anak tidak jelas, segera konsultasikan dengan dokter.
Jenis Leukemia pada Anak
- Acute Lymphoblastic Leukemia (AAL) atau leukemia limfoblastik akut, yang berarti bahwa leukemia dapat berkembang dengan cepat, dan jika tidak diobati, mungkin akan berakibat fatal dalam beberapa bulan.
- Acute Myelogenous Leukemia (AML) adalah jenis leukemia yang sering terjadi pada anak
- Hybrid or Mixed Lineage Leukemia, merupakan jenis leukemia yang jarang terjadi
- Chronic Myelogenous Leukemia (CML), jenis leukemia yang jarang terjadi pada anak-anak.
- Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL), yang juga sangat jarang terjadi pada anak.
- Juvenile Myelomonocytic Leukemia (JMML) atau leukemia JMML adalah jenis leukemia langka yang tidak kronis maupun akut dan paling sering terjadi pada anak di bawah usia 4 tahun.
Diagnosis Leukemia pada Anak
Diagnosis dlakukan oleh dokter dengan mengumpulkan riwayat medis yang menyeluruh dan pemeriksaan fisik. Tes ini akan digunakan untuk mendiagnosis leukemia pada anak dan mengklasifikasikan jenisnya. Tes awal untuk leukemia pada anak adalah:
- Tes darah untuk mengukur jumlah sel darah dan melihat bagaimana kemunculannya
- Aspirasi sumsum tulang dan biopsi, biasanya diambil dari tulang panggul, untuk memastikan diagnosis leukemia
- Tusukan lumbar atau spinal tap, untuk memeriksa penyebaran sel-sel leukemia dalam cairan yang membasahi otak dan sumsum tulang belakang.
Ahli patologi akan memeriksa sel-sel dari tes darah menggunakan mikroskop, dan memeriksa sampel sumsum tulang untuk jumlah sel pembentuk darah dan sel lemak.
Tes lain juga dapat dilakukan untuk membantu menentukan jenis leukemia yang mungkin aialami anak Anda. Beberapa tes ini juga dapat membantu dokter mengetahui seberapa besar leukemia merespons pengobatan. Beberapa tes tertentu mungkin dapat diulangi di kemudian hari untuk melihat bagaimana anak merespons pengobatan.
Pengobatan Leukemia pada Anak
Ada berbagai jenis leukemia yang masing-masing memengaruhi penderitanya secara berbeda. Pilihan pengobatan akan tergantung pada jenis leukemia dan usia seseorang serta kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Kemajuan dalam pengobatan saat ini bisa menyembuhkan penyakit leukemia, di mana kanker hilang sepenuhnya setidaknya 5 tahun setelah mendapatkan perawatan.
Peluang untuk bertahan hidup selama 5 tahun pada tahun 1975, atau lebih setelah menerima diagnosis leukemia adalah 33,1 persen. Sementara pada 2009, angka ini telah meningkat menjadi 62,9 persen.
Jenis perawatan utama adalah kemoterapi. Ini akan disesuaikan dengan jenis kanker yang diderita pasien. Jika pengobatan dimulai lebih awal, kemungkinan penyembuhan lebih tinggi.
Jenis pengobatan leukemia pada anak di antaranya:
- Terapi yang ditargetkan
- Terapi interferon
- Kemoterapi
- Terapi radiasi
- Operasi
- Transplantasi sel induk
Kemoterapi dapat memengaruhi seluruh tubuh, tetapi terapi yang ditargetkan ditujukan pada bagian spesifik dari sel kanker.
Beberapa jenis leukemia kronis tidak memerlukan pengobatan pada tahap awal, tetapi pemantauan sangat penting. Ahli onkologi mungkin menyarankan menunggu dan waspada dengan sering mengunjungi dokter.
Jenis leukemia yang dikenal sebagai leukemia myeloid kronis (CML), transplantasi sumsum tulang mungkin efektif. Pasien yang lebih muda mungkin lebih berhasil menjalani transplantasi.
Pencegahan Leukemia pada Anak
Belum ada cara yang dapat mencegah sebagian besar kanker pada anak saat ini. Sebagian besar anak-anak penderita leukemia tidak memiliki faktor risiko yang diketahui, jadi tidak ada cara pasti untuk mencegah leukemia berkembang.
Beberapa leukemia dihasilkan dari pengobatan kanker menggunakan radiasi dan kemoterapi, atau penggunaan obat penekan kekebalan untuk menghindari penolakan organ yang ditransplantasikan. Dokter akan mencari cara untuk merawat pasien dengan kanker dan transplantasi organ tanpa meningkatkan risiko penyakit leukemia.
Tetapi untuk saat ini, manfaat dari pengobatan penyakit yang mengancam jiwa ini menggunakan kemoterapi, terapi radiasi, atau transplantasi organ, harus diseimbangkan dengan kemungkinan kecil terkena leukemia beberapa tahun kemudian.
Penggunaan sinar-X atau CT scan dilakukan sebelum anak lahir atau selama masa kanak-kanak menggunakan tingkat radiasi yang jauh lebih rendah daripada yang digunakan untuk perawatan.
Jika ada peningkatan risiko leukemia dari tes ini, kemungkinan akan sangat kecil, tetapi aman, sebagian besar dokter menyarankan wanita hamil dan anak-anak tidak mendapatkan tes ini kecuali benar-benar diperlukan.
Sementara sangat sedikit risiko dari gaya hidup dan lingkungan terhadap leukemia pada anak. Jadi, dalam kebanyakan kasus tidak ada yang dapat dilakukan anak-anak atau orang tua untuk mencegah leukemia.
0 comments:
Post a Comment