Jenis-jenis Baterai HP
Baterai di HP juga memiliki berbagai jenisnya. Beberapa jenis ini dipilih oleh produsen dengan pertimbangan tertentu. Adapun jenis-jenis baterai yang ada di HP adalah sebagai berikut.
1. Li-ion/Lithium ion
Jika Anda melihat spesifikasi HP, di bagian baterai sering tertera tulisan Li-Ion, hal ini menandakan kalau ponsel tersebut dibekali dengan baterai tipe Lithium-Ion. Tipe baterai ini memang populer digunakan di banyak smartphone. Terlebih karena sifat baterai ini yang dapat diisi ulang. Di dalam baterai ini, hadir unsur ion litium yang bergerak dari elektroda negatif ke elektroda positif saat dilepaskan, dan kembali saat diisi ulang
Baterai ion litium (biasa disebut Baterai Li-ion atau LIB) adalah salah satu anggota keluarga baterai isi ulang (rechargable battery). Di dalam baterai ini, ion litium bergerak dari elektroda negatif ke elektroda positif saat dilepaskan, dan kembali saat melakukan pengisian ulang.
Pemilihan produsen untuk memakaikan baterai tipe Li-Ion karena sifatnya yang bisa tahan lama. Baterai ini dapat diisi ulang hingga 1000 kali lamanya. Wajar jika banyak produsen memakaikan tipe baterai ini di berbagai ponsel zaman sekarang.
2. Li-Po/Lithium Ion Poly
Baterai tipe Li-Po adalah pengembangan dari Li-Ion. Baterai ini memiliki karakteristik yang mirip dengan Li-Ion. Bedanya elektrolit yang ada di baterai ini adalah elektrolit polimer bukan elektrolit cair. Selain itu, baterai ini dapat memberikan daya energi yang lebih spesifik. Baterai tipe Li-Po juga memiliki berat yang lebih ringan dna bentuknya bisa dibuat sesuka hati.
Karakteristik lainnya dari baterai Li-Po adalah keamanannya. Dibandingkan baterai lainnya, Li-Po merupakan tipe baterai yang lebih aman dari ledakan. Namun, jika produsen ponsel memakai baterai Li-Po biaya produksi yang dikeluarkan lebih mahal. Jika Anda ingin ponsel dengan baterai yang lebih aman, sebaiknya memang memilih ponsel dengan baterai Li-Po.
3. Li-Fe/Lithium iron Phosphate
Tipe baterai ini adalah tipe baterai yang mahal dan jarang dipakai di perangkat mobile. Jika produsen memakai tipa baterai ini, maka ongkos produksi akan naik dan mengakibatkan harga jual ponsel juga naik. Namun, bisa jadi suatu saat nanti ada perangkat mobile yang memakai tipe baterai ini. Terlebih karena baterai yang berbahan okside kobalt adalah pengembangan dari Li-Ion.
4. NiCd (Nickle Cadmium)
NiCd adalah tipe baterai yang tidak digunakan lagi. Pada zaman featured phone pun, tipe baterai ini sudah jarang digunakan. Hal ini karena baterai tipe ini tergolong berat dan besar. Terlebih sifatnya yang mengharuskan baterai kosong terlebih dulu sebelum benar-benar diisi kembali. Perangkat yang memakai baterai ini contohnya adalah Nokia 3310, HP sejuta umat pada zamannya.
5. NiMh/Nickel Hydride
Jika Anda sering memerhatikan ponsel zaman dulu, tipe baterai yang digunakan bukanlah Li-Ion atau Li-Po. Biasanya yang sering tertulis adalah NiMh atau Nickel Hydrided. Tipe baterai ini memang banyak digunakan pada zaman featured phone dan merupakan pengembangan dari NiCd.
Ponsel dengan baterai ini dapat memiliki daya yang 40 persen lebih banyak dengan bentuk dan kurang yang sama. Baterai ini juga memiliki karakteristik agar bisa diisi ulang sampai 500 kali. Selain itu, baterai ini memiliki karakteristik yang sama dengan NiCd, yakni benar-benar harus kosong terlebih dulu sebelum diisi kembali.
Teknologi Pengisian Baterai
Selain jenis-jenis baterainya, Anda juga perlu mengetahui teknologi pengisian baterai yang umum digunakan. Ingin tahu? Langsung simak penjelasannya berikut ini.
1. Fast Charging
Baterai HP zaman sekarang sendiri hanya terbagi pada dua tipe yang banyak digunakan, Li-Ion dan Li-Po. Kedepan tentu bisa saja baterai smartphone memiliki tipe lain selain kedua baterai tersebut. Baik baterai tipe Li-Ion maupun tipe Li-Po umumnya memiliki kemampuan atau daya tahan baterai yang baik, tetapi hal ini juga bergantung kapasitas, hardware, dan sistem sebuah smartphone.
Masalah terbesar pada smartphone sebenarnya adalah daya tahan. Banyak pengguna membutuhkan ponsel dengan kapasitas yang besar seperti 10.000 mAh ke atas. Meskipun ada beberapa ponsel yang memakai kapasitas tersebut, malah lebih, hal ini cukup menimbulkan resiko.
Karena itu, daripada memaksimalkan menambahkan kapasitas baterai smartphone, maka yang ditingkatkan adalah teknologi pengisian dayanya. Tidak aneh jika kemudian ada HP dengan baterai dengan kapasitas di bawah 5.000 mAh memiliki teknologi pengisian daya yang cepat.
Para produsen banyak yang menerapkan teknologi pengisian cepat atau fast charging ini, beberapa di antaranya sebagai berikut.
- Qualcomm Quick Charge
HP yang memiliki chipset Qualcomm sebenarnya memiliki fitur pengisian cepat Qualcomm Quick Charge. Hanya saja tidak semua produsen mau mengaktifkan fitur ini karena biasanya ada ongkos produksi yang harus ditambah. Padahal teknologi pengisian daya ini tergolong bagus dan mampu mengisi daya HP lebih cepat daripada pengisian normal.
Qualcomm Quick Charge sendiri memiliki beberapa versi Quick Charge. Yang umum banyak diterapkan di ponsel adalah Quick Charge 3.0 dan Quick Charge 4.0
- VOOC
VOOC adalah teknologi pengisian cepat yang dikembangkan oleh Oppo. Teknologi ini memungkinkan baterai ponsel terisi dayanya dari 0 sampai 75% dengan hanya waktu 30 menit saja. Oppo juga mengembangkan teknologi ini menjadi Super VOOC yang memungkinkan ponsel seperti Oppo Find X terisi dari 0 sampai 100 persen hanya dalam waktu 35 menit saja.
Teknologi ini tentu lebih menarik dibandingkan Qualcomm Quick Charge. Sayangnya, tidak semua HP Oppo memiliki fitur pengisian cepat ini.
- Huawei Super Charge
Selain Oppo, Huawei juga memiliki teknologi pengisian cepat yang disebut yang disebut Super Charge. Teknologi ini membuat ponsel dapat terisi lebih cepat karena memakai charger 40W. Dengan teknologi ini, Huawei Mate 20 yang memiliki kapasitas 4.200 mAh dapat terisi penuh dari 0 hingga 100 persen dalam waktu kurang dari setengah jam saja.
- Dual-Engine Fast Charging
Teknologi ini dimiliki oleh Vivo. Teknologi ini bekerja dengan cara mendistribusikan tegangan saat pengisian ulang. Pendistribusian ini dapat dilakukan karena ada dua chip pengisian saya sehingga membuat pengisian daya lebih cepat dua kali lipat dari pengisian normal. .
- Super Charge Turbo 100 Watt
Teknologi yang satu ini sedang dikembangkan oleh Xiaomi. Dari namanya, jelas kalau teknologi ini menjanjikan pengisian dengan daya 100 watt.
2. Wireless Charging
Teknologi baterai selanjutnya adalah pengisian daya tanpa kabel alias wireless charging. Teknologi ini adalah solusi bagi pengguna yang tidak mau ribet dengan pengisian daya memakai kabel. Cukup menempelkan bagian belakang bodi pada alat wireless charging.
Sayangnya, teknologi ini umumnya hanya ada di ponsel kelas atas. Jadi, Anda yang membutuhkan teknologi ini bisa melirik ponsel seperti Samsung Galaxy S10 atau Huawei Mate 20 Pro, atau produk Apple iPhone sekalian.
3. Reverse wireless charging
Teknologi ini memungkinkan ponsel memiliki kemampuan sebagai powerbank tapi tanpa kabel. Jadi, jika Anda memiliki ponsel dengan fitur ini, Anda dapat mengisi daya ponsel teman Anda dengan hanya mendekatkan bodi belakang ponsel Anda dengan teman Anda.
Untuk memakai fitur ini, syaratnya kedua HP harus sama-sama mengusung fitur reverse wireless charging. Dan lagi-lagi, fitur ini hanya dapat ditemukan di ponsel kelas atas.
Itulah tadi informasi soal tipe baterai yang digunakan di ponsel dan penjelasan soal teknologi pengisian dayanya. Semoga dengan membaca ini, Anda bisa lebih paham dengan tipe baterai ponsel yang dipakai dan juga teknologi yang mendukungnya.
0 comments:
Post a Comment