DokterSehat.Com – Alergi kerap dikaitkan dengan gangguan yang terjadi pada area kulit karena ketidakcocokan pada beberapa benda atau suhu udara. Namun, alergi juga dikenal sebagai sebuah kondisi dimana seseorang akan mengalami masalah atau gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan atau minuman tertentu. Salah satu alergi makanan yang cukup terkenal adalah alergi kacang.
Apa Itu Alergi Kacang?
Alergi kacang adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh mengalami reaksi atipikal kala menerima protein yang terkandung pada kacang maupun makanan yang terbuat dari kacang. Akibatnya, protein yang dimiliki kacang dianggap tubuh sebagai sebuah ancaman sehingga tubuh merasa perlu melakukan perlawanan dengan melepaskan zat histamin yang menimbulkan gejala alergi.
Gejala atau reaksi alergi kacang terjadi di beberapa bagian tubuh, seperti kulit, bibir, mata, hingga organ pencernaan dan organ kardiovaskular seperti jantung. Alergi kacang bisa terjadi sesaat atau beberapa jam setelah mengonsumsi kacang, tergantung seberapa cepat respons sistem imun terhadap protein pemicu alergi (alergen) pada kacang.
Penyebab Alergi Kacang
Penyebab alergi kacang secara garis besar adalah kekeliruan dari sistem kekebalan tubuh dalam mendeteksi protein kacang, sehingga protein dianggap sebagai zat berbahaya dan harus dilawan. Sistem imun lantas memproduksi antibodi immunoglobulin E guna melawan protein alergen kacang yang sebetulnya tidak berbahaya tersebut. Tubuh pun akan melepaskan zat histamin yang berefek pada timbulnya reaksi alergi.
Belum dapat diketahui secara pasti apa penyebab alergi kacang yang diawali dari kesalahan sistem imun dalam mendeteksi protein kacang. Sejumlah faktor-faktor ditengarai turut memengaruhi sensitivitas sistem kekebalan tubuh terhadap zat asing yang masuk ke dalam tubuh, di antaranya:
- Keturunan (genetik)
- Usia
- Kecenderungan terhadap jenis alergi lain
Ciri dan Gejala Alergi Kacang
Ciri atau gejala alergi kacang pada dasarnya sama dengan jenis alergi lainnya. Seperti apa ciri-ciri alergi kacang? Berikut informasinya untuk menjadi perhatian Anda.
1. Ruam
Gejala alergi kacang yang umum terjadi adalah munculnya ruam pada kulit dengan atau tanpa disertai penonjolan kulit. Selain itu, kulit yang mengalami reaksi alergi kacang mungkin juga akan mengalami gatal-gatal. Reaksi ini timbul sesaat atau beberapa jam setelah pengidap alergi kacang mengonsumsi kacang, pun makanan yang terbuat dari kacang.
2. Bengkak
Selain ruam, penderita alergi kacang akan mengalami pembengkakan area wajah, termasuk mata dan bibir. Pembengkakan ini juga bisa atau tidak disertai dengan gatal-gatal dan rasa tidak nyaman. Pada mata, pembengkakan umumnya juga disertai produksi air mata berlebih.
3. Rhinitis Alergi
Tak hanya alergi debu, alergi kacang juga ditandai dengan gejala alergi kacang berupa batuk, bersin-bersin, dan hidung tersumbat (rhinitis alergi). Tidak semua pengidap alergi kacang akan mengalami rhinitis alergi karena tingkat sensitivitas sistem kekebalan tubuh masing-masing orang berbeda.
4. Gangguan Pencernaan
Sejumlah penderita alergi kacang—seperti alergi kacang tanah—bahkan mengalami gejala alergi berupa terganggunya sistem pencernaan, yang ditandai dengan kram perut, mual, muntah, dan diare. Ciri alergi kacang yang satu ini juga dapat muncul sesaat maupun beberapa jam setelah konsumsi kacang dan makanan yang mengandung kacang-kacangan.
5. Syok Anafilaksis
Syok anafilaksis adalah bentuk reaksi alergi namun sifatnya serius dan bisa mengancam jiwa jika tidak segera ditangani. Alergi kacang-kacangan seperti alergi kacang tanah yang kerap terjadi juga tak lepas dari gejala syok anafilaksis ini. Umumnya, syok anafilaksis menyerang saluran pernapasan dan organ kardiovaskular. Reaksi yang terjadi meliputi:
- Pusing
- Sesak napas akibat terjadi penyempitan pada tenggorokan dan hidung
- Tekanan darah menurun ekstrem
- Detak jantung sangat cepat
- Syok
- Hilang kesadaran (pingsan)
Mengingat reaksi syok anafilaksis ini berbahaya, maka segera periksakan diri ke dokter manakala Anda mengalami satu atau lebih dari gejala-gejala tersebut sebelum kondisi bertambah parah dan bisa sebabkan kematian!
Diagnosis Alergi Kacang
Dokter akan menegakkan prosedur diagnosis sebelum memastikan pasien terindikasi alergi kacang atau tidak. Sama halnya seperti jenis alergi lainnya, prosedur diagnosis alergi kacang terdiri dari wawancara (anamnesis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Anamnesis adalah prosedur diagnosis yang pertama kali ditegakkan. Pada tahap ini, dokter meminta pasien untuk menjelaskan keluhan yang dialami, pun sejumlah pertanyaan lain seperti:
- Kapan reaksi alergi muncul?
- Sudah berapa kali mengalami alergi?
- Apakah ada anggota keluarga yang memiliki alergi serupa?
- Obat apa saja yang sudah dikonsumsi?
Informasi dari pasien ini penting sebelum dokter menegakkan prosedur diagnosis alergi kacang selanjutnya.
2. Pemeriksaan Fisik
Setelah wawancara, dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien. Pemeriksaan ini berlandaskan gejala atau ciri umum alergi kacang seperti ruam kulit, mata dan bibir bengkak, juga rhinitis alergi.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk diagnosis alergi kacang terdiri dari 3 metode, yaitu tes tusuk jarum (skin prick test), tes tempel plester (patch test), dan tes darah (IgE Total).
Tes Tusuk Jarum (Skin Prick Test)
Dokter akan menyuntikkan jarum khusus yang telah diberi ekstrak alergen pada kacang ke area tertentu dari kulit pasien, seperti tangan. Hasil tes dapat diketahui sekitar 15 menit setelahnya. Apabila kulit pasien bereaksi dengan kemunculan ruam dan gatal, itu artinya pasien tersebut positif mengidap alergi kacang.
Tes Tempel Plester (Patch Test)
Sama seperti tes tusuk jarum, namun kali ini dokter akan menggunakan medium plester untuk melihat apakah pasien memiliki alergi kacang atau tidak. Plester yang sudah diberi ekstrak alergen tersebut kemudian ditempelkan pada kulit pasien, lalu didiamkan selama 48 jam.
Setelah 48 jam, dokter akan membuka kembali plester tersebut. Jika terdapat ruam, penonjolan, atau gatal pada kulit pasien yang ditutupi plester, maka bisa dipastikan pasien mengidap alergi kacang tanah atau jenis kacang lainnya.
IgE Total
Metode diagnosis alergi kacang yang terakhir adalah tes darah (IgE Total). Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk kemudian dianalisis apakah kandungan yang ada pada darah berpotensi memberikan reaksi atipikal terhadap protein alergen dari kacang.
Pengobatan Alergi Kacang
Obat alergi kacang disesuaikan dengan penyebab dan gejala yang dialami oleh penderita. Pada gejala ringan seperti gatal, dokter biasanya akan memberikan obat antihistamin pada pasien. Antihistamin adalah obat yang bersifat antagonis terhadap histamin sebagai pemicu reaksi alergi pada tubuh. Antihistamin terdiri dari 2 (dua) golongan, yakni antihistamin generasi pertama dan kedua.
1. Antihistamin Generasi Pertama
Antihistamin generasi pertama terdiri dari 5 kelompok obat. Efek saming pemakaian obat dari golongan antihistamin ini adalah rasa kantuk. Antihistamin generasi pertama meliputi:
- Clemastine
- Chlorphenamine
- Ketotifen
- Alimemazine
- Hydroxyzine
2. Antihistamin Generasi Kedua
Sementara itu, antihistamin generasi kedua terdiri dari 3 kelompok obat. Berbeda dengan antihistamin generasi pertama, obat alergi antihistamin generasi kedua tidak menyebabkan kantuk. Antihistamin generasi kedua terdiri dari:
- Loratadine
- Cetirizine
- Fexofenadine
Pada reaksi atau gejala alergi kacang berupa pembengkakan, pasien akan diberi obat dari golongan kortikosteroid. Sedangkan untuk syok anafilaksis, dokter akan memberikan suntikan adrenalin guna meredakan komplikasi yang terjadi.
Pencegahan Alergi Kacang
Mengingat alergi adalah sindrom yang tidak bisa sepenuhnya dihilangkan, maka cara mencegah alergi kacang terbaik yakni dengan tidak mengonsumsi kacang-kacangan, pun produk makanan yang mengandung kacang. Tanyakan pada dokter terkait untuk mengetahui lebih lanjut perihal alergi kacang ini. Semoga bermanfaat!
0 comments:
Post a Comment