DokterSehat.Com – Laktosa adalah gula yang terdapat pada hampir semua susu yang dihasilkan mamalia seperti sapi, kerbau, atau kambing. Kalau tubuh tidak bisa mengolah laktosa dengan baik, intoleransi akan terjadi. Kondisi ini mirip dengan gula darah dan insulin yang terkait satu dengan yang lain. Kalau pada laktosa, enzim laktase pada tubuh yang akan berperan besar dalam pencernaannya.
Seseorang dengan gangguan intoleransi laktosa tidak akan bisa mengonsumsi produk susu secara langsung. Kalau mereka tetap memaksakannya, kondisi tidak nyaman di dalam tubuh akan terjadi. Berikut ulasan singkat tentang intoleransi laktosa.
Penyebab intoleransi laktosa
Intoleransi laktosa bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama adalah penyebab primer dan kedua sekunder.
Penyebab primer intoleransi laktosa
Penyebab primer atau utama dari intoleransi laktosa adalah menurunnya jumlah laktase di dalam tubuh. Seiring dengan berjalannya waktu, laktase di dalam tubuh akan menurunkan sehingga tidak bisa digunakan untuk mengolah laktosa di dalam tubuh.
Selain masalah laktosa, ada hal lain yang menyebabkan tubuh mengalami intoleransi. Penyebab itu adalah gen atau ras. Seperti yang diungkap dalam penelitian sekitar 60-80 persen orang Asia mengalami intoleransi laktosa. Dampaknya tubuh akan sering mengalami gangguan. Orang Amerika memiliki intoleransi laktosa sebesar 40 persen dan Eropa sekitar 17 persen saja.
Penyebab sekunder intoleransi laktosa
Penyebab sekunder dari intoleransi laktosa adalah penyakit. Seseorang yang mengalami sakit pada saluran cerna seperti mengalami penyakit seliak bisa memicu inflamasi di usus atau lambung. Penyakit ini menyebabkan seseorang tidak bisa menikmati makanan atau minuman dari olahan susu.
Tanda intoleransi laktosa pada tubuh
Kalau Anda mengalami intoleransi laktosa, beberapa tanda di bawah ini akan muncul. Setiap orang mungkin memiliki tanda spesifik dan tidak selalu sama satu dengan lainnya.
Kembung dan nyeri pada perut
Salah satu tanda paling utama dari intoleransi laktosa adalah nyeri di perut dan kembung yang berlebihan. Karena tubuh tidak bisa menggunakan laktosa yang masuk, akhirnya zat itu masuk ke usus dan mau tidak mau harus diolah oleh bakteri.
Karena bakteri mengolah zat yang seharusnya tidak diolahnya, kemungkinan besar akan menghasilkan banyak sekali air dan gas. Akhirnya perut akan mengalami kembung dan menekan ke seluruh penjuru. Area perut khususnya bagian bawah akan nyeri saat disentuh atau saat digunakan untuk berjalan.
Diare
Saat laktosa yang masuk ke dalam tubuh tidak bisa diolah dengan baik, zat akan langsung dibuang ke usus untuk difermentasi sebelum dikeluarkan. Nah, karena zat ini masih belum berbentuk sisa, proses fermentasi akan berjalan sedikit berbeda dan menghasilkan banyak sekali air.
Air yang terlalu banyak dalam usus akan menyebabkan kotoran tidak menjadi padat dan terus tertekan keluar. Dampaknya, Anda akan sering mengalami diare hingga beberapa hari.
Sembelit
Sembelit juga merupakan tanda dari intoleransi laktosa. Meski cukup langka kondisi ini bisa menyebabkan seseorang susah mengeluarkan feses di dalam tubuhnya. Akhirnya perut jadi sakit dan mengganggu aktivitas harian.
Sembelit terjadi karena ada banyak gas metana dihasilkan di dalam usus. Akhirnya waktu transit kotoran jadi lebih lama dari biasanya. Feses jadi seperti menempel sehingga penderita butuh banyak minum air agar kotoran segera dikeluarkan.
Peningkatan produksi gas
Fermentasi dari laktosa yang berlebihan di usus menyebabkan gas hidrogen, metana, dan karbon dioksida terbentuk. Dampak dari kondisi ini adalah peningkatan ukuran usus dan tekanan yang kuat.
Beberapa penderita intoleransi laktosa ada yang sering sekali kentut. Meski sering kentut, aroma yang dikeluarkan cenderung biasa dan tidak busuk seperti biasanya.
Tanda lainnya
Selain mengalami empat tanda utama di atas, seseorang yang mengalami intoleransi laktosa juga memiliki beberapa gejala di bawah ini dengan derajat keparahan yang berbeda-beda.
- Sering mengalami pusing khususnya setelah minum susu atau olahannya. Rasa pusing ini sering intens dan akan hilang dengan sendirinya kalau susu sudah dikeluarkan dari tubuh.
- Lelah yang berlebihan. Padahal minum susu bisa memberikan energi.
- Kehilangan konsentrasi yang mengganggu produktivitas kerja. Kehilangan konsentrasi ini bisa disebabkan oleh banyak hal termasuk nyeri di perut.
- Nyeri otot dan persendian. Rasa nyeri ini bisa muncul kapan saja dan sangat mengganggu aktifitas dan tidur.
- Memiliki masalah saat berkemih seperti terasa sakit atau mengalami inkontinensia.
- Pada beberapa kondisi akan ada perasaan haus berlebihan dan susah napas. Hal ini sangat jarang terjadi meski bisa dialami oleh siapa saja.
Cara menangani intoleransi laktosa
Mengalami intoleransi laktosa memang sangat menyusahkan. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
- Menggunakan suplemen berupa enzim laktase. Enzim ini bisa dikonsumsi dan mengatasi masalah intoleransi laktosa yang berlebihan. Oh ya, produk ini tidak bisa berfungsi maksimal di semua orang. Ada yang tetap mengalami intoleransi meski sudah minum suplemen ini.
- Membiasakan laktosa di dalam tubuh. Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan, seseorang dengan intoleransi laktosa bisa mengalami peningkatan keadaan setelah dibiasakan mengonsumsi produk olahan susu. Pembiasaan ini harus dilakukan perlahan-lahan agar tubuh tidak mengalami gangguan.
- Mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung probiotik dan prebiotik. Makanan jenis ini bisa membuat Anda memiliki saluran cerna yang berkualitas. Perbanyak yoghurt, tempe, atau sayuran yang banyak mengandung prebiotik seperti bawang merah.
Intoleransi laktosa memang sangat menyusahkan. Apalagi susu mengandung banyak nutrisi yang baik untuk kesehatan dari semua orang termasuk bayi. Agar kebutuhan gizi tetap terpenuhi khususnya yang berasal dari protein, alternatif dari kedelai biasanya sering digunakan.
0 comments:
Post a Comment