Home » » Tes Laju Endap Darah (LED): Tujuan, Prosedur, dan Nilai Normal

Tes Laju Endap Darah (LED): Tujuan, Prosedur, dan Nilai Normal

Posted by Droid Tech Media on Thursday, February 28, 2019

laju-endap-darah-normal-doktersehat

DokterSehat.Com – Ada beberapa jenis tes uji darah yang umum dilakukan. Setiap uji darah memiliki tujuan tertentu terkait dengan kondisi medis pasien. Salah satu jenis uji darah yang cukup umum dilakukan di rumah sakit adalah tes laju endap darah (LED).

Apa itu laju endap darah? Apa tujuan tes laju endap darah? Bagaimana prosedur tes laju endap darah? Berapa nilai laju endap darah normal? Apa artinya jika laju endap darah tinggi? Temukan semua jawabannya melalui penjelasan ini.

Apa itu laju endap darah?

Laju endap darah adalah kecepatan penggumpalan sel darah merah di dalam plasma darah. Nilai dari laju endap darah dinyatakan dalam satuan mm/jam. Pihak rumah sakit bisa mengetahui laju endap darah (LED) Anda dengan melakukan tes LED.

Dalam bahasa asing, laju endap darah memiliki istilah lain. Beberapa istilah laju endap darah dalam bahasa asing di antaranya adalah ESR (Erytrocyte Sedimentation Rate), BBS (Blood Bezenking Snelheid), dan BSR (Blood Sedimentation Rate).

Tes laju endap darah

Tes laju endap darah adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa cepat sel darah merah mengendap di dalam plasma darah melalui sampel darah yang diteliti. Waktu yang diperlukan untuk tes LED adalah satu jam. Pengujian LED bisa dilakukan secara manual dan otomatis.

Tujuan tes laju endap darah

Tes laju endap darah dilakukan atas dasar tujuan tertentu. Tujuan dari dilakukannya tes laju endap darah adalah untuk mendiagnosis adanya peradangan, infeksi, atau penyakit akut lainnya di dalam tubuh.

Pelaksanaan tes laju endap darah juga memiliki tujuan untuk mengetahui proses perjalanan masalah medis terkait inflamasi. Namun, tes laju endap darah tidak bisa mengetahui secara lebih spesifik area tubuh yang sedang meradang.

Baca Juga: Kenali Macam-Macam Tes Darah yang Penting Ini!

Proses pengendapan darah

Saat tenaga medis profesional melakukan tes laju endap darah dari sampel darah pasien maka akan terjadi proses pengendapan darah. Darah perlu melewati tiga fase untuk bisa menggumpal atau mengendap.

Berikut ini adalah tiga fase dari proses pengendapan darah:

1. Fase pertama: pembentukan rouleaux

Fase pertama dari proses pengendapan darah adalah proses pembentukan rouleaux. Rouleaux adalah gumpalan sel darah merah yang terjadi karena saling tarik-menarik permukaan sel darah merah dan bukan karena antibodi atau ikatan konvalen.

Pada fase pembentukan rouleaux ini, sel-sel darah merah akan mulai saling bersatu. Penyatuan sel-sel darah merah ini memerlukan waktu beberapa menit. Namun, kadangkala diperlukan waktu hingga setengah jam pada fase pembentukan rouleaux.

Waktu yang dibutuhkan untuk ketuntasan proses pertama ini tergantung pada perbandingan kadar globulin terhadap albumin darah. Faktor lainnya juga bisa dikarenakan kadar fibrinogen. Semakin tinggi kadar fibrinogen maka akan semakin cepat dan mudah sel-sel darah merah saling bersatu.

2. Fase kedua: pengendapan cepat

Setelah sel darah merah (eritrosit) mengalami penyatuan maka fase selanjutnya adalah fase pengendapan. Fase pengendapan pada tahap kedua ini adalah pengendapan cepat atau maksimal.

Efek dari pembentukan rouleaux akan membuat partikel-partikel sel darah merah mengalami pertambahan ukuran sehingga menjadi lebih besar. Fase sebelumnya juga telah membuat luas permukaan sel darah merah menjadi lebih kecil.

Kecilnya luas permukaan sel-sel darah merah yang sedang diuji membuat darah tersebut mempercepat proses pengendapan sehingga inilah alasan mengapan fase kedua ini disebut dengan proses pengendapan cepat.

Tidak seperti pada fase pertama yang memerlukan waktu yang berbeda-beda tergantung pada beberapa hal, waktu yang diperlukan pada fase ini umumnya hampir sama. Waktu yang diperlukan untuk fase ini adalah sekitar 30 menit hingga 2 jam.

3. Fase ketiga: pengendapan lambat

Sel darah merah yang sudah mengendap dengan sangat cepat maka kecepatan pengendapannya akan semakin lambat dan akan memadat. Fase ini disebut juga dengan fase pengendapan lambat atau pemadatan.

Fase pengendapan lambat ini memerlukan waktu setengah hingga satu jam. Setelah fase ketiga ini selesai maka nilai laju endapan darah akan bisa ditentukan dengan melihat ketinggian kolom plasma sebelum dan sesudah tes LED.

Prosedur tes laju endap darah

Tes laju endap darah bisa dilakukan secara otomatis dan manual. Meskipun tes LED secara otomatis lebih efisien tetapi masih banyak rumah sakit atau klinik yang lebih memilih untuk melakukan tes LED secara manual.

Metode pemeriksaan LED secara manual yang sangat sering digunakan adalah metode Westergren. Hal ini dikarenakan prosedurnya memerlukan teknik sederhana dan ekonomis. Selain itu, hasil yang didapat cukup akurat.

Anda bisa melihat prosedur tes laju endap darah dengan menggunakan metode Westergren di bawah ini:

  1. Ambil sampel darah secukupnya dari tubuh pasien
  2. Campur sampel darah dengan menggunakan antikoagulan (Na sitrat 3,8%)
  3. Masukkan sampel darah di dalam tabung westergren
  4. Simpan tabung-tabung kaca tersebut pada rak tabung agar tetap tegak
  5. Diamkan dalam suhu kamar selama 1 atau 2 jam

Baca Juga: Tes Gula Darah: Macam, Cara Mengukur, dan Metode (Paling Lengkap)

Nilai laju endap darah normal

Setelah prosedur tes laju endap darah berhasil dilakukan maka nilainya bisa dilihat. Nilai laju endap darah yang didapatkan tergantung pada metode yang digunakan. Pada metode Westergren, nilai laju endap darah normal pada wanita adalah 0 — 15 mm/jam dan 0 — 10 mm/jam pada pria.

Bagaimana jika nilai laju endap darah tinggi?

Apabila hasil tes LED menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari nilai laju endapan normal maka itu artinya pasien tersebut memiliki nilai laju endap darah tinggi. Nilai laju endap darah tinggi menunjukkan adanya inflamasi atau penyakit akut tertentu di dalam tubuh seorang pasien.

Dokter pun bisa mendiagnosis bahwa pasien tersebut mengalami peradangan atau penyakit akut. Akan tetapi, lokasinya masih belum bisa ditemukan jika hanya mengandalkan tes laju endap darah. Jika ingin menentukan lokasi terjadinya inflamasi maka dibutuhkan tes darah selanjutnya.

 

 

Sumber:

  1. Unimus: Tinjauan Pustaka (Laju Endap Darah). http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/139/jtptunimus-gdl-febriaribr-6915-3-babii.pdf [diakses pada 27 Februari 2019]
  2. Maranatha: Pendahuluan (Laju Endap Darah). https://repository.maranatha.edu/2685/3/0910148_Chapter1.pdf [diakses pada 27 Februari 2019]
  3. ResearchGate: Ibrahim, Suci Aprianti, M. Arif, dan Hardjoeno. 2006. The Manual and Automatic Tests Results of Erythrocyte Sedimentation Rate. https://www.researchgate.net/publication/328279340_HASIL_TES_LAJU_ENDAP_DARAH_CARA_MANUAL_DAN_AUTOMATIK [diakses pada 27 Februari 2019]


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

.comment-content a {display: none;}