DokterSehat.Com– Salah satu bagian dari daging ayam yang paling digemari adalah kulit ayam. Hal ini disebabkan oleh rasanya yang gurih dan renyah, apalagi jika ayam diolah dengan cara digoreng. Banyak orang yang bahkan mengaku sengaja menyisakan kulit ayam agar bisa dikonsumsi di akhir waktu makan agar sensasi kenikmatannya bisa benar-benar dirasakan.
Hanya saja, banyak orang yang percaya jika kulit ayam termasuk dalam bahan makanan yang paling tidak sehat. Kandungan lemaknya yang tinggi disebut-sebut bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Sebenarnya, apakah anggapan ini memang benar?
Kandungan di dalam kulit ayam
Pakar kesehatan dan gizi, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS dari Universitas Sahid, Jakarta menyebut kulit ayam memiliki kandungan protein, lemak, vitamin, serta mineral yang baik bagi kesehatan. Memang, kadar vitamin di dalamnya tidak banyak, namun, kadar protein di dalam kulit ayam cukup tinggi sehingga bisa dijadikan salah satu sumber energi tubuh.
“Banyak orang yang berpikir jika kandungan terbanyak di dalam kulit ayam adalah lemak. Padahal, kandungan utamanya sebenarnya adalah protein. Selain itu, ada pula kandungan kolagen yang sangat baik bagi kesehatan kulit,” ungkap Prof. Hardinsyah.
Kandungan lemak di dalam kulit ayam memang cukup tinggi, yakni sekitar 25 hingga 30 gram untuk setiap 100 gram kulit ayam. Hanya saja, kandungan lemak ini justru mampu memenuhi separuh dari kebutuhan lemak tubuh setiap hari.
Lemak di dalam kulit ayam
Kandungan lemak tak jenuh di dalam kulit ayam mencapai 55 persen dari kandungan lemak total. Padahal, lemak tak jenuh justru aman dan bisa memberikan manfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Meskipun begitu, masih ada kandungan lemak jenuh yang cukup tinggi di dalam kulit ayam, apalagi jika kita mengolahnya dengan cara digoreng. Kadar lemak jenuhnya tentu akan meningkat sehingga bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
Kulit ayam masih boleh dimakan?
Prof. Hardinsyah menyebut kulit ayam masih boleh dikonsumsi, namun sebaiknya tidak dilakukan dengan berlebihan. Sebagai contoh, kita bisa membatasinya kurang dari 100 gram setiap hari sehingga tidak akan membuat konsumsi lemak di dalam tubuh berlebihan.
Sementara itu, pakar kesehatan dari University of Sydney, Leona Djajadi, MND menyebut kulit ayam sebaiknya tidak dijadikan salah satu bagian dari masakan. Leona lebih menyarankan kita untuk menggunakannya sebagai bumbu penyedap sehingga membuat kita tidak mengonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan.
“Kalau dijadikan bumbu penyedap masakan masih boleh digunakan. Hal ini akan membuat kulit ayam tidak dikonsumsi dengan berlebihan dan juga sudah dicampur dengan rempah-rempah yang kaya akan manfaat,” saran Leona.
Cara mengolah ayam yang baik dan sehat
Cara pengolahan ayam juga sebaiknya benar-benar kita perhatikan. Sebagai contoh, pastikan untuk tidak menambahkan garam dalam jumlah yang berlebihan saat memasak ayam. Meskipun bisa membuat rasanya menjadi lebih nikmat, mengonsumsi garam dengan berlebihan bisa mempengaruhi kondisi tekanan darah, tepatnya dalam hal meningkatkan risiko hipertensi. Selain itu, konsumsi garam yang berlebihan juga bisa membebani kinerja ginjal.
Pakar kesehatan juga menyarankan kita untuk tidak menggoreng ayam, apalagi jika kita menggunakan minyak yang sudah beberapa kali dipakai sebelumnya. Meskipun rasa ayam goreng sangat nikmat dan menggugah selera, kadar lemak jenuhnya sudah meningkat dengan signifikan. Akan jauh lebih baik jika kita mengukus, merebus, atau memanggang ayam. Kita juga bisa menjadikan ayam sebagai sup yang rasanya menyegarkan.
0 comments:
Post a Comment