Home » » Gagal Jantung Kongestif (CHF): Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dll.

Gagal Jantung Kongestif (CHF): Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dll.

Posted by Droid Tech Media on Wednesday, March 20, 2019

chf-gagal-jantung-kongestif-doktersehat

DokterSehat.Com – Penyakit jantung adalah ‘momok’ bagi setiap orang, mengingat penyakit kardiovaskular ini memiliki komplikasi serius yang bisa mengancam jiwa. Penyakit jantung terdiri dari berbagai jenis, salah satunya congestive heart failure (CHF). Lalu, apa itu CHF? Apa penyebab CHF? Gejala apa yang menandai seseorang mengalami CHF?

Apa Itu CHF?

CHF adalah kependekan dari congestive heart failure atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi gagal jantung kongestif.

CHF adalah sindrom klinis di mana jantung tidak cukup mampu memompa darah untuk dialirkan ke seluruh organ dan jaringan tubuh yang memerlukan oksigen dan nutrien. Akibatnya, terjadi penumpukan darah di area jantung yang menyebabkan detak jantung melemah.

Gagal jantung kongestif adalah penyakit jantung yang bisa menimpa siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Akan tetapi, orang dewasa—khususnya yang sudah berumur—lebih rentan terkena jenis serangan jantung ini karena seiring bertambahnya usia, kontraksi pada jantung tidak lagi optimal, terlebih lagi jika dibarengi dengan gaya hidup yang tidak sehat.

Penyebab CHF

Secara garis besar, gagal jantung kongestif (CHF) disebabkan oleh fungsi jantung yang abnormal, pun tidak lancarnya aliran darah akibat penyempitan pembuluh darah. Lebih spesifik, CHF disebabkan oleh sejumlah gangguan klinis khusus.

Berikut ini beberapa penyebab gagal jantung kongestif (CHF) yang perlu Anda ketahui dan waspadai.

1. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Penyebab gagal jantung kongestif (CHF) yang pertama adalah kondisi tingginya tekanan darah pada tubuh alias hipertensi. Akibat hipertensi, jantung jadi bekerja ekstra untuk memompa darah. Lambat laun, hal ini dapat merusak dan melemahkan otot-otot jantung sehingga berpotensi menyebabkan penyakit CHF.

2. Serangan Jantung

Serangan jantung secara langsung turut melukai otot jantung. Atas kondisi ini, otot jantung tidak lagi memiliki kekuatan untuk memompa darah sebagaimana mestinya.

3. Penyakit Arteri Koroner (CAD)

Penyakit arteri koroner (CAD) adalah kondisi di mana terjadi penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah arteri. Akibat penyempian ini, darah tidak dapat mengalir dengan lancar sehingga terjadi penumpukan yang membuat kinerja jantung menjadi lamban.

4. Kardiomipati

Kardiomipati adalah penyakit kerusakan otot jantung yang diakibatkan oleh sejumlah faktor, seperti infeksi, konsumsi alkohol, dan penggunaan obat-obatan tertentu.

5. Diabetes

Seseorang yang mengalami diabetes dikatakan rentan terhadap serangan jantung CHF. Sama seperti hipertensi, diabetes menyebabkan jantung harus bekerja ekstra yang kemudian berakibat pada melemahnya otot jantung.

Selain diabetes dan hipertensi, gangguan tiroid dan penyakit ginjal ditengarai dapat melemahkan kinerja otot jantung.

6. Gaya Hidup Tidak Sehat

Waspada, karena gaya hidup yang tidak sehat juga berkontribusi terhadap meningkatnya risiko Anda mengalami gagal jantung kongestif. Aktivitas seperti merokok, minum alkohol, obesitas, hingga olahraga yang tidak teratur dan jarang disebut-sebut menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap penyakit CHF ini.

Oleh sebab itu, sebisa mungkin hindari kebiasaan buruk tersebut. Konsumsilah makanan yang bergizi dan imbangi dengan kegiatan olahraga yang rutin.

Jenis dan Derajat CHF

Organ jantung terdiri atas 4 (empat) bagian, yakni serambi kanan dan kiri yang terletak di jantung bagian atas, kemudian bilik kanan dan kiri yang terletak di jantung bagian bawah. Berangkat dari fisiologis jantung tersebut, penyakit gagal jantung kongestif (CHF) terbagi menjadi 3 (tiga) jenis. Berikut jenis-jenis CHF yang perlu Anda ketahui.

1. Gagal Jantung Kongestif (CHF) Sebelah Kanan

Jenis CHF yang pertama adalah CHF pada wilayah sebelah kanan jantung. Kondisi ini terjadi ketika bilik kanan jantung mengalami kesulitan untuk memompa darah yang akan disalurkan ke paru-paru.

Dampaknya, darah akan berbalik menuju pembuluh darah vena, dan menyebabkan penumpukan cairan darah di bagian tubuh lain, seperti tangan atau kaki.

2. Gagal Jantung Kongestif (CHF) Sebelah Kiri

Gagal jantung kongestif (CHF) sebelah kanan lazimnya diawali oleh CHF sebelah kiri. Nah, CHF sebelah kiri adalah gangguan kinerja jantung yang diakibatkan oleh bilik kiri (ventrikel) jantung tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ventrikel adalah bagian jantung yang sejatinya berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh melalui saluran yang disebut aorta.

Akibat ventrikel tidak dapat bekerja secara maksimal, serambi kiri dan pembuluh darah yang berada di sekitar ventrikel mengalami tekanan sehingga terjadi edema paru atau penumpukan cairan di paru-paru.

Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan mengakibatkan tubuh menumpuk garam dan air dalam jumlah berlebih.

Gagal jantung kongestif sebelah kiri juga bisa disebabkan oleh tidak mampunya bilik kiri melakukan relaksasi sehingga terjadi penumpukan darah manakala jantung melakukan penekanan guna mengisi ruang jantung.

3. Gagal Jantung Kongestif (CHF) Kanan dan Kiri

Ada sejumlah kasus di mana gagal jantung kongestif atau CHF ini menimpa baik area jantung bagian kanan maupun kiri. Kondisi ini memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dua jenis CHF lainnya.

Baiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter ketika mengalami gejala gagal jantunng kongestif ini agar bisa ditangani lebih lanjut sebelum bertambah parah.

Sementara itu, The New York Heart Association (NYHA) mengklasifikasikan derajat penyakit CHF berdasarkan keterbatasan penderita dalam melakukan aktivitas fisik, yang terbagi menjadi:

  • Kategori 1: Penderita dapat beraktivitas fisik tanpa mengalami keluhan CHF
  • Kategori 2: Penderita masih dapat beraktivitas fisik, namun kerap mengalami keluhan                     CHF
  • Kategori 3: Penderita hampir tidak bisa melakukan aktivitas fisik
  • Kategori 4: Penderita tidak bisa sama sekali melakukan ativitas fisik

Ciri dan Gejala CHF

Congestive heart failure (CHF) atau gagal jantung kongestif ditandai oleh sejumlah gejala. Apa saja gejala CHF yang patut Anda waspadai?

1. Gejala Awal

Gejala awal gagal jantung kongestif umumnya terdiri dari:

  • Berat badan naik secara signifikan
  • Pembengkakan di area kaki
  • Mudah buang air kecil
  • Tubuh terasa lelah

2. Gejala Menengah

Sementara itu, gejala CHF menengah meliputi:

  • Batuk-batuk
  • Denyut jantung tidak teratur
  • Sesak napas
  • Tubuh mudah berasa lelah

3. Gejala Kronis

Pada kondisi di mana penyakit CHF sudah mencapai tahap kronis, gejala yang ditimbulkan berupa:

  • Nyeri dada
  • Napas pendek
  • Kulit membiru
  • Pingsan

Jangan tunda untuk mengunjungi dokter guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut manakala Anda mengalami gejala-gejala gagal jantung kongestif di atas. Penanganan dini diharapkan dapat mencegah penyakit ini naik ke level mengancam jiwa.

Baca Juga: Ileus Paralitik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dll.

Komplikasi CHF

CHF adalah penyakit gagal jantung, meskipun gagal jantung disini berarti melemahnya detak jantung alih-alih detak jantung berhenti seperti yang selama ini dipahami banyak orang. Namun, bukan berarti CHF tidak memiliki komplikasi serius jika tidak segera ditangani.

Berikut ini komplikasi CHF yang baiknya Anda waspadai.

1. Masalah Fungsi kantup Jantung

Akibat kondisi gagal jantung kongestif, tekanan darah di area jantung akan mengalami peningkatan. Jika dibiarkan, katup jantung akan mengalami gangguan fungsi oleh karena jantung membengkak.

2. Gangguan Fungsi Organ Tubuh Lain

Siapa sangka, CHF juga bisa memengaruhi kinerja organ tubuh lainnya, seperti ginjal. Ini karena jantung tidak dapat memompa darah dengan baik sehingga pasokan darah ke area ginjal menjadi berkurang dan lama-kelamaan menyebabkan ginjal mengalami malafungsi.

3. Aritmia

Aritmia adalah salah satu gangguan jantung yang ditandai oleh tidak teraturnya irama jantung. Penyakit ini salah satunya disebabkan oleh CHF. Sayangnya, aritmia ini berpotensi menyebabkan penderitanya mengalami penyakit kardiovaskular lainnya, yakni stroke.

Selain stroke, penderita aritmia juga dimungkinkan untuk mengalami tromboemboli, yakni penyakit yang diakibatkan oleh penyumbatan pembuluh darah karena lepasnya bekuan darah.

4. Detak Jantung Berhenti Tiba-Tiba

Komplikasi CHF yang terakhir dan paling berbahaya adalah detak jantung berhenti tiba-tiba. Akibat melemahnya daya pompa jantung disertai penanganan medis yang terlambat, memungkinkan penderita gagal jantung kongestif untuk mengalami serangan jantung berhenti mendadak.

Kurangnya pasokan oksigen, perubahan detak jantung, dan gangguan saraf juga menjadi faktor utama terjadinya komplikasi jantung yang satu ini.

Diagnosis CHF

Gagal jantung kongestif bukan merupakan penyakit sepele. Penanganan sedini mungkin WAJIB dilakukan guna mencegah komplikasi lebih lanjut yang bisa menyebabkan kematian. Saat Anda mengalami gejala CHF, segera kunjungi dokter agar bisa segera ditangani.

Dokter akan melakukan serangkaian prosedur medis guna menganalisis dan mencari metode pengobatan yang tepat untuk Anda.

1. Anamnesis

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien perihal keluhan yang dialami, pun riwayat penyakit, riwayat pemakaian obat-obatan, hingga aktivitas sehari-hari. Tahap ini ditujukan untuk mencari simpulan awal (hipotesis).

2. Pemeriksaan Fisik

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien dengan merujuk pada gejala gagal jantung kongestif, seperti berat badan, pembengkakan di area kaki, dan kondisi kulit.

3. Pemeriksaan Penunjang

Pada tahap ini, dokter hanya ingin memastikan bahwa memang benar pasien terindikasi mengalami gagal jantung kongestif (CHF). Prosedur yang dilakukan meliputi:

  • Rontgen

Dengan melakukan rontgen, dokter dapat mengetahui apakah telah terjadi pembengkakan pada jantung atau tidak dengan memerhatikan perubahan (hipertropi) bilik jantung.

  • EKG

EKG atau rekam jantung dilakukan untuk memeriksa sistem kelistrikan jantung, otot-oto jantung, dan kontraksi jantung.

  • Analisis Elektrolit

Prosedur ini bertujuan untuk melihat apakah ada perubahan elektrolit yang terjadi. Elektrolit yang mengalami perubahan ditandai oleh perpindahan cairan tersebut akibat penurunan fungsi ginjal.

  • Kateterisasi Jantung

Kateterisasi jantung adalah operasi kecil yang dilakukan untuk memeriksa kondisi katup jantung, bilik jantung, dan pembuluh darah di area jantung. Prosedur ini juga membantu dokter untuk membedakan antara gagal jantung sebelah kanan dan kiri, hingga menganalisis arteri koroner.

Baca Juga: Disentri: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dll.

Pengobatan CHF

Setelah dokter mengetahui penyebab pasti gagal jantung kongestsif (CHF) yang dialami pasein, metode pengobatan dapat ditentukan. Lazimnya, dokter akan memberikan resep obat-obatan, yang terdiri dari:

  • Beta blocker, berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dan irama jantung yang terlalu cepat
  • Angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACE Inhibitor), yakni obat yang berfungsi membuka sumbatan pembuluh darah
  • Vasodilator, adalah alternatif pembuka sumbatan pembuluh darah apabila tubuh pasien tidak cocok dengan ACE inhibitor
  • Diuretik, obat ini bertugas untuk membuang cairan yang menyebabkan pembengkakan di area kaki

Pada kasus CHF yang sudah kronis, tindakan operasi mungkin saja ditempuh guna mengobati penyakit tersebut. Akan tetapi, tingkat keberhasilan dan durasinya bergantung pada seberapa parah gagal jantung kongestif yang terjadi.

Pencegahan CHF

Tak bisa dipungkiri, gaya hidup memainkan peran penting terhadap peningkatan risiko serangan gagal jantung kongestif. Menerapkan pola hidup sehat kiranya menjadi cara terbaik untuk mencegah CHF menyerang Anda.

Sejumlah langkah pencegahan CHF yang bisa Anda lakukan adalah:

  • Olahraga teratur
  • Tidak merokok
  • Tidak mengonsumsi alkohol
  • Makan makanan bergizi dan kurangi konsumsi makanan berlemak
  • Rajin periksa diri ke dokter

Itu dia informasi seputar penyakit gagal jantung kongestif atau CHF yang perlu Anda ketahui. Ingat selalu untuk menjaga pola hidup Anda, pun jangan segan-segan melakukan medical check-up guna memastikan kondisi tubuh. Semoga bermanfaat!


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

.comment-content a {display: none;}